IDEAtimes.id, Makassar;- Ratusan Tenaga Medis dan karyawan Rumah Sakit (RS) Islam Faisal mendatangi Kantor Gubernur Sulsel, Kamis, 2/7/2020.
Selain mendatangi Kantor Gubernur, para massa Aksi ini juga mendatangi kediaman mantan Wapres RI Jusuf Kalla.
Aksi ini digelar akibat adanya pemotongan hak para tenaga medis, tim media covid-19 dan karyawan RS Faisal sebesar 50 persen.
“Kami mendesak manajemen RS Islam Faisal membayar upah 157 karyawan yang dirumahkan selama 10 hari kerja.”Ungkap Ketua Serikat Pekerja Tenaga Kesehatan RS Islam Faisal, Irham Tompo.
Irham menjelaskan, selama ini para karyawan hanya diberi upah 50 persen dari 100 persen upahnya tanpa ada kompromi.
“Karyawan juga dirumahkan tanpa melakukan musyawarah dengan pihak serikat. Begitu juga karyawan yang hamil. Mereka dirumahkan tanpa hak cuti.”Jelasnya.
Sehingga, kata Irham, alasan manajemen RS Islam tidak jelas saat merumahkan karyawannya.
“Manajemen mengeluarkan SK merumahkan karyawan dengan alasan yang tidak jelas dan mengambang. Katanya akan dipanggil kembali bekerja tapi waktunya tidak ditentukan.” Tegasnya.
Kemudian dalam orasi salah seorang peserta aksi, Micho, menyampaikan bahwa 157 karyawan RS Faisal yang dirumahkan kemudian tidak mendapat perhatian baik dari pihak RS Faisal termasuk pemerintah Sulsel dan Pemkot Makassar. Sementara 157 karyawan tersebut punya hak dalam situasi pandemi covid 19 ini justru pihak RS Faiasal semakin mempersulit kehidupan mereka.
“Perlu diketahui, bahwa 157 orang yang di rumahkan ini adalah mereka yang selama ini menjadi garda terdepan dalam mengurusi pasien – pasien yang terpapar corona. Lalu kemudian, mereka dirumahkan dan tidak diberikan gajinya tanpa alasan yang jelas dari pihak RS Faisal, ini terkesan mereka ditelantarkan, “ teriak Micho.
Ia bahkan menyebut selama dua tahun terkahir ini jasa pelayanan tidak pernah dibayar.
Bahkan gaji karyawan dan tenaga medis tidak sesuai upah minimum provinsi (UMP).
Selain itu diungkapkan juga bahwa selama ini karyawan di RS Islam Faisal tidak punya jaminan ketenaga kerjaan. Pengangkatan karyawan pun tidak sesuai aturan.
‘’Kami juga meminta kepada Dewan Pengawas (Dewas) untuk mengaudit dana pinjaman dari bamk sebesar Rp 50 miliar, dan meminta manajemen diganti,” tegas para pengunjuk rasa.
Dana Rp 50 miliar yang dimaksud adalah dana pinjaman dari bank. Dana tersebut diperuntrukkan untuk pembangunan gedung RS Islam Faisal.
Di sisi lain ada dana klaim BPJS yang sehusnya dibayarkan untuk hak-hak karyawan.
Namun dalam perjalannya dana tersebut dialihkan untuk pembayaran utang di bank.
‘’Soal dana pinjaman di bank yang Rp 50 M kami punya datanya,” Tandas Irham.
Sementara itu, salah seorang peserta aksi, Micho mengatakan jika 157 karyawan RS Faisal yang dirumahkan tidak mendapat perhatian baik dari pemerintah.
Oleh karena itu, mereka meminta kepada Pemerintah Sulsel dalam hal ini Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah untuk respek dengan nasib para karyawan yang dirumahkan ini yang selama ini telah menjadi garda terdepan mengurusi, bahkan harus berhadapan langsung dengan para pasien yang terpapar Covid 19.
“Kami minta kepada Gubernur Sulsel untuk ikut bertanggung jawab dan memberikan solusi kepada Ratusan karyawan dan tenaga medis yang di rumahkan, berikan hak – haknya, “ tambahnya.(*)