IDEAtimes.id, Jakarta;- Kementerian Pertanian berhasil menemukan salah satu obat yang di anggap mampu menangkal virus corona.
Penangkal tersebut yang diberi nama kalung Anti Virus Corona akan di produksi massal.
Disebutkan, kalung anti virus yang dibuat dari bahan eucalyptus atau kayu putih bisa membunuh virus corona.
Mengenai Kalung tersebut, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr dr Inggrid mengatakan jika eucalyptus memiliki zat yang bersifat antibakteri.
Meski demikian, ia mengatakan belum ada penelitian lebih spesifik mengenai manfaatnya untuk Covid-19.
“Penelitian Kementan ini baru diujikan sampai tahap in vitro pada virus influenza, beta corona, gamma corona. Belum diuji spesifik terhadap virusnya COVID-19 yakni virus SARS-CoV-2,” tutur dr Inggrid, Sabtu, 4/7 dilansir dari detik.com.
Maksudnya adalah hasil uji yang melaporkan kandungan antivirus dalam minyak atsiri yang disebut 1,8-cineol masih terbatas pada virus Corona secara umum saja, tidak spesifik pada jenis virus yang menjadi penyebab COVID-19 yakni SARS-CoV-2.
Dijelaskan juga oleh dr Inggrid, klaim antivirus COVID-19 baru bisa diperoleh jika sudah ada hasil spesifik terhadap strain SARS-CoV-2 sebab tak cukup hanya dengan uji virus Corona secara umum.
“Mohon berhati-hati, karena klaim sebagai “antivirus Corona” bisa misleading. Karena ternyata banyak pemahaman masyarakat yang salah, menduga bahwa antara ‘virus Corona’ dengan ‘virusnya COVID-19’ adalah sama atau identik padahal cukup beda karakteristiknya,” jelasnya.
Penggunaan eucalyptus atau minyak atsiri memang sering digunakan untuk mengatasi keluhan terkait saluran pernapasan.
Kandungan 1,8-cineol pada eucalyptus memiliki sifat anti-inflamasi yang secara teori mungkin bermanfaat bagi pasien COVID-19.
Namun, penggunaannya sebagai ‘antivirus’ COVID-19 perlu dilakukan uji klinis terlebih dahulu.
“Jika ingin uji kliniknya segera dalam waktu cepat, bisa diarahkan untuk pembuktian efikasi dalam hal perbaikan gejala pernafasan pada pasien COVID-19,” pungkas dr Inggrid.