IDEAtimes.id, Makassar;-Puluhan mahasiswa dan eks karyawan PT. Bintang Internasional yang tergabung dalam Federasi Buruh Mahasiswa Bersatu (FBMB) melakukan demonstrasi di Jalan Sultan Alauddin depan toko Bintang.
Aksi demonstrasi yang berlangsung sekitar 2 jam tersebut membawa tuntutan yaitu membekukan usaha bahkan mencabut izin usaha dikarenakan indikasi terjadi kecurangan PT. Bintang Internasional terhadap ratusan karyawannya terkait dengan pelanggaran beberapa UU Ketenagakerjaan.
Menurut Jenderal Lapangan Ardianto, PT. Bintang Internasional tidak patuh terhadap UU Ketenagakerjaan dan aturan pemerintah kota Makassar, managemen perusahaan tidak menerapkan UMK Kota Makassar 2020.
“Beberapa aduan dari eks karyawan dan karyawan yang masih aktif yang ditampung oleh FBMB pun mengatakan bahwa terjadi perbudakan yang nyata dan praktek penerapan RUU Cipta kerja, misalnya terjadi overtime dalam lingkungan kerja, perusahaan tidak membayar upah lembur sesuai ketentuan, waktu istirahat yang yang hanya beberapa menit, hak cuti reguler dan cuti melahirkan tidak diterapkan sesuai yang tertuang dalam UU Ketenagakerjaan.”Kata Ardianto, Senin, 13/7/2020.
“Bahkan THR karyawan tidak diberikan secara penuh, yang paling miris ada karyawan yang hanya memperoleh THR sebesar 30 ribu.Kami datang kesini berdasarkan data yang kami peroleh. “Tambah Ardianto.
Ardianto menegaskan, perusahaan seperti ini harus ditertibkan, jika tidak ada yang mengawal, maka terjadi kesenjangan antara pengusaha dan pekerja, bahkan pekerja tidak mampu melakukan protes karena takut dipecat dari pekerjaannya.
“Dan jika pihak perusahaan tidak merespon dengan baik aspirasi kami, kami akan tetap mengawal kasus ini sampai ke dinas ketenagakerjaan dan DPRD kota Makassar, bahkan kami akan melaporkan ke Ombudsman untuk pengawalan lebih lanjut, karena pelanggaran dari perusahaan ini bisa dipidanakan. “Tutupnya.
Sutte sebagai Humas PT. Bintang Internasional yang menerima aksi unjuk rasa tersebut tidak mampu menjelaskan tuntutan dari peserta aksi.(*)
