IDEAtimes.id, Makassar;- Tahun 2016, pemerintah kabupaten Luwu Timur membangun Pabrik pengolahan rumput di Kawasan Industri Malili (KIMAL), Desa Pasi-pasi, Kecamatan Malili.
Proyek yang bernilai Rp. 16 Miliar menggunakan APBN yang peruntukannya untuk mengelolah hasil budidaya rumput laut masyarakat kabupaten Luwu Timur sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis komoditi rumput laut tentunya juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pabrik yang pembangunannya selesai di tahun 2017 itu, sejak di bangun hingga saat ini hanya menjadi bangkai bangunan yang di isi mesin-mesin yang membisu tak bersuara.
Aktivis Sulsel yang merupakan putra daerah tanah Luwu, Khusnul Mubaraq, merasa sangat prihatin dan menyoroti fakumnya pabrik tersebut.
Menurut husnul, tidak dioperasikannya pabrik tersebut sangat di sayangkan dan harus di evaluasi. Pemerintah Luwu Timur harus bertanggung jawab kepada masyarakat.
“Pemerintah pusat memberikan anggaran senilai 16 M tentunya atas permintaan pemerintah kabupaten Luwu Timur dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat, sehingga pemerintah harus bertanggung jawab kepada rakyat, apa alasan pemerintah sehingga pabrik tersebut tidak beroperasi ” tegas Husnul.
Selain itu, alumnus UMI bergelar magister ini menyayangkan pemerintah yang dengan mudahnya menggunakan anggaran atas nama rakyat tapi hasilnya tidak di rasakan oleh rakyat.
” Jangan sedikit-sedikit menjual rakyat, giliran anggaran sudah di gunakan, rakyat dilupakan. ” Jelasnya.(*)
