IDEAtimes.id, Jakarta – Aksi Walk Out (WO) Fraksi Demokrat saat rapat paripurna pembahasan RUU Cipta Kerja (Cipker) mendapat respon positif dari sejumlah masyarakat.
Aksi WO Fraksi Demokrat berbuntut saat sejumlah Anggota DPR RI dari Demokrat meminta penundaan pembahasan dan pengesahan RUU Cipker.
Meski sempat melakukan interupsi, namun hal yang tidak mengenakkan dialami oleh anggota fraksi demokrat.
Mikrofon yang digunakan untuk berbicara tiba-tiba di matikan oleh pimpinan sidang kala itu yaitu Puan Maharani.
Menanggapi Insiden ini, Anggota Fraksi Demokrat Muhammad Dhevy Bijak mengatakan harusnya pimpinan sidang berlaku adil.
“Terkait video yang beredar di media sosial ibu puan selaku ketua DPR RI mematikan mikrofon anggota DPR RI fraksi Partai Demokrat saat berbicara (interupsi) sangat di sayangkan karna seharusnya pimpinan sidang berlaku secara adil, bukan malah mematikan mikrofon.” Kata Dhevy, Selasa, (6/10).
“Karna Yang bisa matikan seluruh mikrofon hanya satu, yaitu yang ada di meja ketua.” Tambahnya.
Sebaiknya DPR, kata Dia, kembali menjadi wakil rakyat yang aspiratif dan tetap menjaga demokrasi.
“Pasti fraksi-fraksi membawa kepentingannya masing-masing.
Dan kami pun Sebagai anggota DPR RI yang hak konstitusionalnya dijamin oleh UU sama dengan hak pimpinan dalam menyampaikan pendapat di sidang paripurna, tentu kami sangat kecewa dan sedih atas tindakan ibu puan tersebut.” Tegas dia.
Sehingga, Dhevy berharap Puan Maharani selaku pimpinan sidang bisa berlaku adil pada saat itu.
“Bukan kesewenang-wenangan pimpinan. Pimpinan di DPR hanya sebagai speaker, karena hakikatnya pengambilan keputusan hak kolektif dan kolegial seluruh anggota.” Pungkas Dhevy.
Diketahui, RUU Cipta Kerja telah disahkan oleh DPR RI dan Pemerintah sebagai Undang-Undang dimana setujui 7 Fraksi dan 2 Fraksi menyatakan WO.
(albar/napo)
