IDEAtimes.id, MAKASSAR – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) menggelar kongres ke XXXVII di Manokwari, Papua, 22-24 November 2020.
Kongres tersebut dilakukan usai kepemimpinan periode sebelumnya telah habis.
Selain memilih ketua umum sebagi pelanjut estafet, kongres ini juga nantinya akan memilih tuan rumah pelaksanaan kongres berikutnya.
Sehingga, hal itu mendorong berbagai kader GMKI di Sulawesi Selatan dengan mengusulkan Tana Toraja (Toraja dan Toraja Utara) sebagai tuan rumah kongres ke XXXVIII.
Salah satunya datang dari Sekretaris Cabang GMKI Makassar periode 2017-2019 Abraham Saleh.
Menurutnya, GMKI sampai hari ini banyak melahirkan kader yang berkontribusi nyata didalam pembangunan dua kabupaten itu.
“Toraja Sangat Layak menjadi Tuan Rumah Kongres GMKI 2022 karena telah disokong dengan infrastruktur yang memadai seperti Bandara Toraja Airport yang sudah beroperasi sehingga memotong waktu perjalanan dari Kota makassar yg tadinya jika menggunakan Bis sekitar 8 Jam dengan Hadirnya Penerbangan Setiap Hari Ke toraja menjadikan Waktu Perjalanan Hanya 60 Menit yang dapat digunakan oleh civitas GMKI dari seluruh Indonesia.” ungkap Abraham saat dihubungi, Senin, (23/11/2020).
Ia menjelaskan, Toraja juga merupakan destinasi wisata unggulan di Indonesia yang nntinya akan memanjakan para peserta kongres.
“Tentu dengan keindahan Alam dan Kearifan Lokal yang masih sangat kental dan tentunya dengan suguhan Kopi Toraja yang sudah menjadi komoditi unggulan di Toraja.” lanjut dia.
Suasana dan berbagai macam komoditas Toraja, kata Abraham, akan mensupport kepada kader GMKI untuk memikirkan secara baik rumusan dan arah pergerakan GMKI di masa yang akan datang.
Dengan Destinasi Wisata unggulan & kearifan Lokal yg beragam Membuat Toraja Layak jadi Tuan Rumah, Seperti Wisata Unggulannya Yaitu, Negeri Diatas Awan Lolai, Kuburan Batu Londa, Kompelks Rumah Adat Ke’te Kesu’, Patung Yesus Tertinggi di dunia dengan di kelilingi Jembatan Kaca, Wisata Lumbung Homestay dan beragam Wisata Menarik lainnya.
“Juga ditunjang dengan Kearifan lokal seperti Rambu solo’ (Pesta kematian), Rambu Tuka’ (Ucapan syukur), Rumah adat (Tongkonan), Pakaian adat yang khas dari tenun buatan tangan terampil, dan Tarian Pagellu. Ritual Ritual adat Seperti Ma’Nene (Membersihkan Mayat), Si semba’ (Adu Kaki), Adu Kerbau. Toraja dengan kekhasan budaya serta Toleransi yang sangat kental akan menyambut Kader-kader terbaik GMKI dalam perhelatan 2 Tahunan ini.” terang dia.
Dikatakannya, Nuansa kearifan lokal ini akan menjadi media belajar dan bahan refleksi bagi peserta, bahwa Indonesia sangat kaya.
“Kita Berdoa bersama Toraja Jadi Tuan Rumah Kongres GMKI ke XXXVIII, dan menjadikan Kongres tersebut menjadi Pesta Kebersamaan berbasis intelektual dengan basis kearifan lokal Indonesia yang khas.” tutup Aktivis Muda Tana Toraja ini.
(iqbal/iksan)