IDEAtimes.id, MAKASSAR – Puluhan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di halaman Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (FTK UIN) Alauddin Makassar, Kamis (26/11/2020) siang tadi.
Massa tersebut mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa FTK.
Aksi unjuk rasa ini merupakan bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap pimpinan fakultas lantaran dinilai tidak mampu menjadi problem solver (pemecah masalah).
Dengan begitu, mahasiswa meminta Dekan Fakultas Tarbiyah, Dr Marjuni selaku pimpinan fakultas segera menanggalkan jabatannya.
“Sebaiknya Pak dekan segera turun tahta, kalau tidak mampu menjadi pemimpin,” tegas Jenderal Lapangan Aksi, Randi Al Fitrah.
Randi mengaku, jika selama ini terlalu banyak janji manis yang dilontarkan pimpinan fakultas, namun tidak terealisasi.
Mulai dari perbaikan fasilitas yang sudah semestinya dibenahi secepatnya karna bisa mengancam nyawa mahasiswa juga tak kunjung diperbaiki oleh pimpinan fakultas, dan berbagai permasalahan lainnya.
“Banyak fasilitas (rusak) yang membahayakan nyawa mahasiswa, begitupun dengan subsidi kuota tidak ada yang diberikan kepada teman teman mahasiswa,” ucapnya.
“Inilah yang menjadi alasan kami mendesak pimpinan fakultas mundur dari jabatannya karna tidak mampu menjadi problem solver terkait dengan permasalahan-permasalahan yang ada di fakultas,” urai Randi.
Randi menekankan, aksi ini akan terus berlanjut sebagai bentuk pengawalan hingga tuntutan dapat terpenuhi. “Kami akan kawan terus sampai ada titik terang,” tegasnya.
Di tempat yang sama, salah seorang massa aksi, Marzuki mengatakan, selain permasalahan janji-janji yang tidak direalisasikan.
Ia juga menganggap bahwa pimpinan fakultas juga melemahkan peran dari lembaga kemahasiswaan.
“Ini bukan hanya perkara janji yang belum terealisasikan. Banyak hal bermasalah. Misalnya pelemahan peran dari lembaga kemahasiswaan,” ujarnya.
Termasuk fungsi lembaga kemahasiswaan, pun diambil alih oleh pimpinan fakultas tarbiyah. Bukan sepenuhnya diserahkan kepada mahasiswa.
“Jika tindakan seperti itu dibiarkan, akan menjadi sarang kebobrokan di lingkup birokrasi kampus,” tuturnya.
Dari pantauan di lokasi, massa aksi bersikukuh menemui pimpinan fakultas, namun mereka dtak dihiraukan.
Aksi ini ditutup dengan berdoa bersama dan menabur bunga diatas keranda sebagai sebagai simbol matinya demokrasi di kampus.(*)