IDEAtimes.id, MAKASSAR – Pandemi virus corona (Covid-19) yang terus melanda dunia termasuk Indonesia mewajibkan masyarakat menggunakan Masker.
Hal ini tentu sebagai langkah memutus rantai penyebaran virus corona yang kian hari makin meningkat.
Akibatnya, penggunaan masker saat ini di masyarakat bisa dipastikan meningkat begitu pun dengan sampah masker yang dibuang usai dipakai.
Menanggapi itu, salah satu mahasiswa Pengelolaan Lingkungan Hidup Pascasarjana Universitas Hasanudin Rahmat Zaenal mengajak masyarakat membuang masker dengan benar.
Ajakan ini dilontarkan Rahmat mengingat saat ini sampah dari limbah masker terus meningkat dan mengancam lingkungan.
“Kalau kita tidak dari sekarang memperingatkan masyarakat maka lingkungan kita berpotensi akan hancur dan berimplikasi ke manusia itu sendiri mengingat pandemi belum ada titik terang kapan akan usai sehingga penggunaan masker terus meningkat.” ungkap Rahmat saat ditemui, Selasa, (29/12/2020).
Kata Rahmat, berbagai jenis macam masker yang digunakan masyarakat saat ini mulai dari jenis scuba, medis, kain dan sebagainya.
Sehingga, masker tersebut sangat berpotensi merusak lingkungan apalagi hewan jika sampahnya tidak diperhatikan atau dengan kata lain membuang dengan benar.
“Memang tidak ada aturan tertulis untuk membuang masker dengan benar, namun ada baiknya bila cara yang akan dipaparkan ini dilakukan oleh banyak orang. Karena dalam situasi ini, tidak hanya manusia saja yang hidupnya terancam, namun hewan juga dapat terancam. Salah satunya adalah karena sampah masker.” terangnya.
“Sampah masker utuh dapat membahayakan hewan. Tali karet pada masker yang digunakan untuk menahan masker di telinga, dapat tersangkut di bagian tubuh hewan, leher, badan, kaki, bagian tubuh hewan itu dapat tersangkut oleh tali masker. Tidak hanya itu, bahkan maskernya sendiri pun juga dapat tersangkut pada tubuh hewan. Bayangkan betapa sakit dan sesaknya menjadi hewan yang leher atau tubuhnya terlilit benda asing. Atau bagaimana rasanya kaki tersangkut benda asing. Hewan tidak bisa melepaskan lilitan itu sendiri dan memerlukan bantuan manusia.” tukasnya.
Selain itu, alumni UIM Makassar ini menjelaskan sampah masker yang masih utuh dapat memberikan tangan-tangan jahil ide yang buruk bagi banyak orang.
“Seperti mengumpulkan sampah masker yang “masih bagus” lalu dijual kembali dengan harga murah. Mungkin akan ada banyak orang yang tergiur dan membelinya. Tentu saja itu buruk bagi pemakainya maupun untuk orang lain, karena masker itu sudah kotor dan jorok.” lanjutnya.
Jadi, bagaimana seharusnya membuang masker yang benar?
“Mudah saja. Sebelum masker yang sudah terpakai dibuang ke tempat sampah, Anda perlu menggunting atau memutus kedua tali masker dan maskernya menjadi dua. Membuang masker dengan cara seperti itu dapat mengurangi kemungkinan-kemungkinan yang telah disebutkan sebelumnya.” tutup mantan Sekjend PB IPMIL Raya ini.
Mulai sekarang, yuk buang maskermu dengan bijak!.
(iksan/enal)