IDEAtimes.id, SULBAR – Gempa bumi mengguncang Majene, Sulawesi Barat dua hari berturut-turut yaitu Kamis, (14/1/2021) dan Jumat (15/1/2021) dinihari.
Dalam rilisan BMKG, Masing-masing gempa memiliki kekuatan 5,9 magnitudo (hari pertama) dan 6,2 magnitudo (hari kedua).
BMKG menjelaskan, kuat dugaan pemicu gempa yang terjadi selama dua hari ini akibat Sesar Naik Mamuju (Mamuju Thrust).
” Terbukti bahwa hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naij (thrust fault).” tulis BMKG dalam keterangan rilisnya, Jumat, (15/1/2021).
Mekanisme sesar naik ini dianggap mirip dengan pembangkit gempa lombok 2018 dengan bidang sesar membentuk kemiringan bidang sesar ke daratan.
“Sesar Naik Mamuju memiliki magnitudo tertarget mencapai 7,0 dengan laju geser 2 m/m tahun sehingga sesar ini harus diwaspadai karena mampu memicu gempa kuat.” tambahnya.
Estimasi peta tingkat guncangan hasil analisis BMKG sesaat setelah gempa ke-1 dan ke-2 akurat dalam mengetimasi bahwa gempa ini menimbulkan warna kuning dalam Shake Map yang artinya guncangan gempa mencapai skala intensitas VI MMI yang berpotensi merusak.
“Dari lapangan saat ini banyak laporan terjadi kerusakan rumah dab bangunan di Kabupaten Majene. Tidak hanya merusak bangunan, gempa ini juga memicu dampak ikutan gempa (collateral hazard) berupa runtuhan batu (rockfall) di beberapa lokasi tebing perbukitan.” urai BMKG.
BMKG juga mengatakan, Episenter gempa Majene 14-15 Januari 2021 yang terjadi sangat berdekatan dengan sumber gempa yang memicu tsunami pada 23 Februari 1969 dengan kekuatan 6,9 pada kedalaman 13 km.
“Gempa saat itu menyebabkan 64 orang meninggal, 97 orang luka-luka dan 1.287 rumah serta masjid mengalami kerusakan. Dermaga pelabuhan pecah, timbul tsunami dengan ketinggian 4 meter di Pelattoang dan 1,5 m di Parasanga dan Palili.” tuturnya.
BMKG menghimbau Masyarakat untuk tetap tenang namun tetap waspada mengingat gempa susulan akan terus terjadi.
“Masyarakat harus waspada dengan kawasan perbukitan dengan tebing curam karena bisa terjadi longsor mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada tahun 1969.” tutup BMKG.(*)