IDEAtimes.id, MAKASSAR – Alumni sekolah kebangsaan Maarif Institut angkatan 2017 sepakat menggelar Dialog Pendidikan Humanis Cegah Kekerasan.
Dialog yang yang digagas itu lantara melihat maraknya sikap intoleran terhadap dunia pendidikan di beberapa daerah di luar Sulawesi Selatan.
“Rencana dialog ini digelar pekan depan di Makassar” kata Bachtiar Adnan Kusuma di Kafe Pasifik Metro Tanjung Bunga Makassar, Minggu (7/2/2021).
Sekedar diketahui, Bachtiar Adnan Kusuma merupakan tokoh literasi Sulsel.
Ia pernah diusulkan sebagai penerima penghargaan Maarif Award 2018.
Ia pun menjadi salah satu tokoh yang ikut serta pada Sekolah Kebangsaan Maarif Institut di Jakarta, yang diikut sejumlah kepsek dan ketua komite sekolah dari Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Sulawesi pada 2017 di Jakarta.
Menurut BAK akronim Bactiar Adnan Kusuma, dialog Pendidikan Humanis Tanpa Kekerasan nantinya akan menghadirkan tokoh tokoh lintas agama juga.
Termasuk mengundang Bunda Baca Sulsel Ir Hj Lies F Nurdin Abdullah, M Agr sebagai keynote speaker.
BAK berharap dengan menggagas pendidikan humanis, akan mewujudkan Sulsel sebagai wilayah Ramah Anak dan Lingkungan sekaligus menolak munculnya aksi kekerasan dalam lingkungan pendidikan.
Selain Bactiar, alumni Maarif Institute lainnya, Mirdan Midding juga sangat mensupport wacana ini. Mirdan saat ini tercatat sebagai Kepala Sekolah SMA 20 Makassar.
Ia mengaku perlunya pendidikan humanis di setiap sekolah di Sulsel.
“Membangun karakter anak muda, khususnya kaum remaja sangat dibutuhkan,” ucapnya.
Menurut Mirdan, tema ini menarik dan sesuai kondisi saat ini bahwa perlu ada upaya sejak dini mencegah sebelum maraknya aksi kekerasan dalam pendidikan baik pada level SMA, SMK.
“Dialog ini, sekaligus menjawab SKB tiga menteri yang menekankan pendidikan kebhinekaan tanpa diskriminasi sara,” imbuhnya.(*)
