IDEAtimes.id, MAKASSAR – Srikandi Pemuda Pancasila (PP) Sulsel menggelar Diskusi Publik di Country Coffee Resto (CCR), Jalan Toddopuli Timur, Makassar, Kamis (11/2/2021 ).
Diskusi ini menghadirkan Ketua KPU Sulawesi Selatan Faisal Amri, Ketua Bawaslu Kota Makassar Nursari, Tim Satgas Penanganan Covid 19 Sulawesi Selatan yang diwakili dr Muliati dan peneliti Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP) Muhammad Kafrawi.
Masing-masing pembicara dengan lugas memaparkan bagaimana pelaksanaan dan hasil Pilkada Sulawesi Selatan yang secara serentak dilaksanakan pada Desember 2020 lalu di tengah pandemi Covid-19 sedang mengganas dan menelan banyak korban jiwa.
Ketua KPU Sul Sel Faisal Amir, mengatakan meski di tengah wabah Covid 19, dengan berbagai resiko yang mengancam keselamatan manusia, Pilkada 2020 khususnya di Sulawesi Selatan berhasil dan sukses dilaksanakan.
“Di luar dugaan partisipasi pemilih malah meningkat dibanding pilkada sebelum pandemi Covid 19 mewabah,” katanya.
Faisal mengakui, pihak KPU Sulawesi Selatan awalnya ragu partisipasi pemilih mencapai target di tengah ke khawatiran dan ketakutan semua orang terjangkit wabah Corona virus.
“Meski pada awalnya sempat ragu juga dimana pemilu yang sempat mengalami penundaan hingga tiga kali, dan akhirnya digelar 9 Desember 2020 secara serentak,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Kota Makassar, Nurasari berpendapat bahwa dari kacamata pengawasan, pelaksanaan pilkada di bulan Desember 2020 kemarin dapat dikatakan berhasil di tengah wabah pandemi Covid 19.
“Yang menjadi sorotan adalah banyak pelanggaran terjadi khususnya pelanggaran yang mengatur tentang penerepan protokoler kesehatan dalam kegiatan dan tahapan pilkada,” tuturnya.
Menurut Nursani, pelanggaran tersebut banyak terjadi karen adanya ketidaktahuan dan pemahaman serta kesadaran yang minim dari peserta pilkada.
Atas pelanggaran-pelanggaran tersebut, pihak Bawaslu kota Makassar banyak menerima laporan dari masing-masing peserta.
Namun, kata Nursari, hikmah Pilkada di tengah Pandemi ini membuat Pilkada Kota Makassar jadi sejuk dan damai.
Pemaparan yang tak kalah menarik oleh dr Muliati yang diutus oleh tim satgas Covid 19 Provinsi Sulawesi Selatan.
Ia menjelaskan tidak ada peningkatan cluster yang signifikan selama proses pilkada di laksanakan.
“Kalau pun ada peningkatan pada bulan Desember bukan dari cluster pilkada tetapi karena memang di bulan Desember ada pelonggaran aturan dan kejenuhan dari masyarakat akan pandemi ini,” katanya.
Kendati demikian, peningkatan angka yang terpapar Covid-19berhasil ditekan dengan adanya pemberlakuan pembatasan jam beraktivitas pada malam hari.
Muliati juga menyebut, program trisula dan wisata Covid-19 yang diterapkan oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mendapatkan apresiasi dari Presiden RI, Jokowidodo.
Sementara itu, Peneliti Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP), Muhammad Kafrawi memaparkan kajian dan studi dari LSKP.
Ia mengatakan, LSKP telah menurunkan 50 relawan untuk melakukan pemantauan dan pengumpulan data di lapangan.
Dari hasil pendataan, LSPK menemukan pelanggaran protokoler kesehatan berulang kali dilakukan oleh palson, tim dan relawan ditengah proses Pilkada 2020 lalu.
“Misalnya, penggunaan masker dan psycal distencing masih diacuhkan,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Ketua Srikandi Pemuda Pancasila, Irmawati Syahrir mengatakan diskusi ini dipelopori oleh Bidang Pendidikan Politik. Bahkan kegiatan yang ketiga kalinya.
“Kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pendidikan politik kepada kadernya diharapkan dapat menambah wawasan dan kemampuan perempuan Sulawesi Selatan khususnya hal-hal yang berkaitan dengan politik,” harapnya.(*)