IDEAtimes.id, MALUKU TENGAH – PT Nusaina yang bergerak dibidang perkebunan sawit di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku diduga mencemari sungai Siliha hingga pantai.
Dugaan pencemaran ini dianggap dari limbah kelapa sawit milik PT Nusaina usai beberapa ekor ikan dikabarkan mati akibat pencemaran air.
PT Nusaina dianggap tidak mengelolah limbah kelapa sawit dengan baik sehingga mencemari lingkungan.
Menanggapi hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maluku Tengah melakukan uji laboratorium untuk memastikan kabar tersebut.
Dari hasil tersebut, melalui Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup, M.C Noya mengatakan tidak ada pencemaran zat kimia berbahaya di sungai Siliha, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi.
“Tidak ada pencemaran lingkungan,” tandas Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maluku Tengah M.C. Noya, Senin (15/3).
Pernyataan Noya ini merupakan kesimpulan dari hasil uji laboratorium, Laboratorium Kesehatan (Labkes) Ambon terhadap sampel air muara sungai Dusun Siliha dan hasil pengawasan langsung dilapangan oleh petugas Lingkungan Hidup.
Dikatakannya, dua kali personil kita turun lapangan untuk melakukan pengawasan sekaligus mengambil sampel dan mengirimnya untuk diuji oleh Laboratorium Kesehatan Ambon. Hasilnya, memang terdapat unsur Khlorim, Kadmium dan Khlor.
“Pada hasil uji laboratorium kedua, ada peningkatan unsur khlor. Peningkatan unsur khlor, ini terjadi karena pengambilan sampel air kedua dilakukan saat air laut pasang dan masuk ke sungai. Intinya bahwa ketiga unsur kimia ini bersumber dari alam, bukan zat yang diadakan atau zat yang timbul akibat pengolahan limbah, ” jelasnya.
Ikan yang mati adalah jenis ikan kerong. Besar kemungkinan, kematian ikan dikarenakan tidak dapat kembali ke habitatnya.
“Petugas dilapangan saat melakukan pengawasan, sempat membuang jaring, dan hasilnya, ikan jenis lain tertangkap jaring,” ungkapnya.
Dikatakannya, terkait warna kemerahan pada air di muara sungai hingga pantai Dusun Siliha, dipastikan juga, bukan karena pencemaran sebagaimana ramai diberitakan.Kondisi yang ada merupakan kondisi umum perairan di kawasan sungai dan pantai yang ditumbuhi tanaman bakau di wilayah setempat.
“Warna coklat pada air memang merupakan kondisi umum yang dipengaruhi oleh kontur tanah umum di wilayah setempat,” tutupnya.(**)