Kamis, Maret 13, 2025

Merasa Berdosa, AY Nasution Minta Patung Diorama G30S PKI Dibongkar

Terkait

IDEAtimes.id, MAKASSAR – Polemik pembongkaran diorama patung penumpasan PKI di Museum Dharma Bakti Kostrad masih berlanjut.

Pembongkaran tersebut disinyalir mantan Panglima TNI Purnawirawan Gatot Nurmantyo saat ini TNI telah disusupi paham komunis.

Ia mengatakan, Sejumlah barang yang dihilangkan, kata Gatot, berada di Museum Dharma Bakti. Barang-barang itu berkaitan dengan penumpasan komunisme di Tanah Air.

Beberapa di antaranya yakni diorama patung Soeharto, Sarwo Edhie, dan AH Nasution beserta tujuh pahlawan revolusi sudah hilang.

“Saya mendapat informasi walau bagaimanapun saya mantan Pangkostrad baru akhir-akhir ini disampaikan bahwa diorama bukan hanya patung Pak Harto, patung Pak Sarwo Edhie, sama Pak Nasution tapi juga tujuh pahlawan revolusi sudah tidak ada di sana, dan khusus di ruangan Pak Harto mencerminkan penumpasan pemberontakan G30SPKI dikendalikan oleh Pak Harto di markasnya,” kata Gatot pada acara webinar yang berjudul ‘TNI Vs PKI’ pada Minggu (26/9) kemarin mengutip detik.com.

Namun, tudingan Gatot dibantah keras oleh Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman yang mengatakan jika pembongkaran patung atas permintaan penggagasnya.

Kata Dudung, tudingan soal TNI disusupi oleh paham komunis yang dilontarkan Gatot begitu keji.

Dudung menjelaskan, patung tersebut yakni Soeharto, Sarwo Edhi dan AH Nasution benar ada di dalam Museum Dharma Bakti.

Namun, patung-patung itu diambil oleh penggagasnya, yakni Letjen TNI (Purn) AY Nasution. Pengambilan patung itu karena alasan pribadi atas izin Dudung.

“Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini. Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan,” kata Letjen Dudung.

Sementara itu, sang penggagas patung AY Nasution mengaku telah mendatangi Letjen Dudung Abdulrachman pada 30 Agustus 2021.

Kunjungan AH Nasution dalam rangka meminta membongkar ketiga patung tersebut karena alasan agama.

“Ya betul saya tanggal 30 Agustus datang kesana bersilaturahim, sekaligus menyampaikan unek-unek saya tentang patung itu.” ungkapnya dalam sebuah wawancara.

“Saya beri tahu kepada beliau bahwa pada saat saya menjabat saya lah yang berinisiatif membuat patung itu. Sebelumnya patung itu tidak ada, itu tiga buah patung, tiga jenderal itu.” jelasnya.

“Terus saya sampaikan, pak Dudung, saya ini sudah tua, sudah berumur 67 tahun, selama ini saya banyak merenung dan mendengar ceramah banyak membaca buku tentang agama yang saya anut agama Islam. Di dalam Islam ini sangat dilarang membuat patung atau menyimpan, apalagi yang berinisiatif membuatnya itu dosanya sangat besar.” lanjut dia.

Kata dia, hal tersebut sangat mengganggu pikirannya sehingga ia berinisiatif menyampaikan kepada Pangkostrad.

“Alhamdulillah direapon positif Pangkostrad. Awalnya dia berfikir dan bertanya soal dosanya dalam Islam. Dan saya pun mengatakan ia betul seperti itu. Dan beliau saat itu tidak sendiri, ada wakilny, stafnya.” urainya.

Ditegaskannya, patung tersebut tidaklah di bongkar melain dipindahkan.

“Yah tidak di bongkarlah, itu tidak tertanam, bisa dipindahkan.” katanya lagi.(*)

spot_img
Terkini

Antisipasi Peminjaman, Wali Kota Appi Akan Pasang GPS untuk Kendaraan Dinas Pemkot 

IDEAtimes.id, MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengumpulkan seluruh kepala bagian dan kepala sub bagian di bawah naungan...
Terkait
Terkini

Antisipasi Peminjaman, Wali Kota Appi Akan Pasang GPS untuk Kendaraan Dinas Pemkot 

IDEAtimes.id, MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengumpulkan seluruh kepala bagian dan kepala sub bagian di bawah naungan...

Berita Lainnya