IDEAtimes.id, MAKASSAR – Katanya! Universitas Muslim Indonesia (UMI) adalah perguruan tinggi berkinerja terbaik pada tahun 2021 lingkup Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTIi) IX Sultanbatara.
Bahkan UMI disebut-sebut telah berada di jajaran perguruan tinggi papan atas di tanah air.
Tetapi fakta berbeda dirasakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa UMI ketika wadah belajarnya hendak dirobohkan menggunakan ekskavator dengan alasan pembangunan. Benarkah?
Di sebuah pagi pada hari Sabtu, 16 Oktober 2021, kira-kira pukul 06.57 Wita. Saat itu, Nuga masih tengah tertidur pulas di dalam sekretariatnya tiba-tiba terbangun dengan perasaan kacau akibat hentakan kaki ekskavator yang mendekati sekret UKM-nya.
Dengan cepat Nuga terbangun dari tidurnya lalu keluar di bibir pintu berteriak membangunkan penghuni sekret UKM lainnnya, “Weh! Ada ekskavator,” teriak Nuga dengan nada keras.
Tak butuh waktu lama, seketika halaman UKM UMI dipenuhi dengan mahasiswa yang bersikukuh menolak pengosongan dan pembongkaran tersebut hingga akhirnya gagal dibongkar.
Dari sejumlah pengakuan pengurus UKM bahwa salah satu sekret UKM mengalami kerusakan akibat aksi pembongkaran menggunakan ekskavator.
“Situasinya kami masih tidur lalu ada ekskavator yang melakukan pembongkaran, apakah itu tidak membahayakan jiwa kami?” tanya Nuga.
Informasi lanjutan yang diperoleh dari Aliansi UKM se-UMI terkait upaya pembongkaran sekret UKM tersebut bahwa memang wacana pembangunan gedung UKM ini telah lama menuai kontroversi.
Sementara di kalangan para pengurus UKM ternyata ini telah menjadi polemik bahkan larut jadi mimpi buruk, kata Ardi selaku Ketua Unit Pengembangan Kreativitas Seni Budaya dan Sastra UKM UMI.
Berbagai upaya penolakan telah dilakukan oleh Aliansi, lanjut Ardi, hingga menolak pembongkaran dan rencana renovasi yang diwacanakan oleh pihak kampus.
Sebab, menurutnya, membongkar sekret yang telah ada dengan alasan pembangunan gedung baru UKM tak menjawab kebutuhan mahasiswa.
Ia menjelaskan bahwa saat ini telah berdiri tujuh UKM yang rencananya setelah dibongkar akan dibangun gedung berjumlah 20 unit dengan luas masing-masing 2,75 x 3 meter ditambah satu buah WC umum.
Hal itu diprotes, kata Ardi, bentuk penolakannya terlihat saat Aliansi UKM se-UMI telah berupaya melakukan mediasi dengan pihak kampus dengan mengirimkan surat audiensi kepada Wakil Rektor (WR) III Bidang kemahasiswaan dan Alumni pada 21 September 2021 lalu.
Lanjut dia, surat audiensi itu diajukan sebagai bentuk merespon penyampaian pengosongan sekretariat UKM UMI yang masuk pada tanggal 20 September 2021, bernomor: 496/F.08/BAKA-UMI/IX/2021, berisi perintah pengosongan sekretariat UKM selambat-lambatnya Kamis, 23 September 2021.
Respons Pihak Kampus
Protes mahasiswa dijawab oleh Wakil Rektor III UMI Nasrullah Arsyad. Ia menjelaskan bahwa pembangunan Gedung Pusat UKM UMI bertujuan untuk penataan aktivitas kegiatan mahasiswa.
Selain itu, kata dia, upaya ini untuk mengelola keindahan kampus yang lebih asri, serta lebih representatif untuk kemajuan kedepannya.