IDEAtimes.id, MAKASSAR – Isu perombakan kabinet atau reshuffle kembali mencuat ke publik.
Beredar kabar jika reshuffle akan dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 8 Desember 2021.
Diketahui, 8 Desember tersebut bertepatan dengan hari Rabu Pon berdasarkan perhitungan kalender Jawa.
Jokowi memang tidak asing dengan Rabu Pon, beberapa kali agenda penting termasuk pelantikan dan reshuffle kabinet juga dilaksanakan hari Rabu.
Namun, Faldo Maldini, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara belum memberi keterangan resmi apakah reshuffle tersebut dilakukan atau tidak.
“Saya enggak punya kalender Jawa. Kalau soal Rabu Pon, kebetulan di kantor kita tidak ada kalender Jawa. Yang jelas itu semua sesuai penilaian presiden. Kalau sudah butuh (reshuffle) ya harus jalan,” ujar Faldo, mengutip Kompas.com, Jumat, (26/11).
“Namun, apabila sesuai pernyataan presiden sebelumnya belum kepikiran, ya memang belum terpikirkan,” kata dia.
Wacana reshuffle sendiri kembali berkembang usai Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung dengan koalisi pemerintahan.
Namun semenjak bergabung, PAN menegaskan jika mereka belum memikirkan soal jatah menteri.
Jika terjadi, reshuflle ini dikabarkan akan menendang delapan menteri termasuk Erick Thohir (Menteri BUMN) dan Sahrul Yasin Limpo atau SYL (Menteri Pertanian).
Sesaat setelah mengikuti rapat kabinet 17 November 2021 lalu, sejumlah menteri menjadi sasaran wartawan salah satunya SYL.
Dalam kesempatan tersebut, para awak media bertanya terkait akan dirinya yang akan di reshuffle dan digantikan oleh Prananda Surya Paloh.
Namun, mantan Gubernur Sulsel dua periode ini mengaku belum mendengar terkait pembicaraan tersebut.
“Enggak ada pembicaraan itu sama sekali dan kita tidak tahu menahu.” kata SYL.
Berbeda dengan SYL, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan dia akan kembali menjadi pengusaha jika masa jabatan sebagai Menteri BUMN sudah berakhir.
“Kembali ke masyarakat, jadi pengusaha, sesuatu yang nikmat lho. Jadi pengusaha ya, satu, atur diri dia sendiri. Cari uang gak ada yang maki-maki,” ucap Erick.
“Yang namanya pembantu Presiden itu siap diangkat, siap dicopot. Ini belum tentu saya selesai (menjabat) Menteri BUMN. Bisa saja saya dicopot,” tandas Erick.
(Iqbal/Ilh)
