IDEAtimes.id, MAKASSAR – Gerakan Alumni SKPP dalam pendidikan politik (Gaspol Makassar) menggelar Sekolah Kader Pengawas Partisipasif Provinsi Sulawesi Selatan dalam mendukung program Bawaslu Republik Indonesia yang dilaksanakan secara daring Rabu (22/12/21).
Adapun yang menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut berasal dari Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan, Bawaslu Kota Makassar dan Tim Asistenti Bawaslu Republik Indonesia dan sebagai penanggap berasal dari kelompok Cipayung.
Gaspol Makassar mengangkat tema “Menjalin Persatuan Mewujudkan Harapan” Pemilih Pemula Menyongsong Pemilu 2024.
Amsal Ketua GASPOL Makassar mengungkapkan peserta pemilu (PARPOL) di Indonesia memiliki kemampuan dan metode yang berbeda-beda dalam mempersiapkan strategi menghadapi Pemilu tahun 2024.
“Secara rasional peserta pemilu (PARPOL) di Indonesia memiliki kemampuan dan metode yang berbeda-beda dalam mempersiapkan strategi menghadapi Pemilu tahun 2024. Oleh karena itu, pemilih (masyarakat) juga perlu dibekali dengan pemahaman tentang nilai-nilai demokrasi dan kepemiluan. Hal ini dimaksudkan supaya dapat membangun karakter pemilih yang rasional dalam menentukan pemimpim bangsa Indonesia ke depan,” ucap Amsal, Selasa, (23/12/2021).
Saiful Jihad (Komisioner Bawaslu Provinsi SULSEL) mengungkapkan bahwa posisi generasi muda dan lebih khusus Pemilih pemula dalam setiap agenda kontestasi politik sangat strategis.
“Sayangnya, saat bicara tentang pemilih pemula, mereka lebih banyak ditempatkan sebagai objek ketimbang subjek dari pendidikan demokrasi,” ucap Saiful Jihad.
Abd. Hafid yang merupakan Komisioner Bawaslu Kota Makassar mengungkapkan bahwa kegiatan dari teman-teman GASPOL sangat menarik.
“Kami apresiasi kegiatan ini yang sangat bermanfaat buat para generasi Millenial utamanya para pemilih pemula sebagai tema sentral yang dibahas dalam diskusi webiner tematik. Dan kami berharap kegiatan ini dapat berlanjut secara berkesinambungan, dan kolaborasi dengan organisasi Kemahasiswaan yang sudah bergabung agar tetap senantiasa menjaga silaturrahminya,” ucap Abd. Hafid.
Tim Asistensi Bawaslu RI Masmulyadi berpendapat bahwa dari satu juta lebih pemilih berdasarkan pemuktahiran DPT berkelanjutan yang dilakukan KPU SULSEL, 30 persen adalah pemilih muda (17 – 30 tahun).
“Meski besar secara jumlah, tapi terfragmentasi. Oleh karena itu, kaum muda perlu mengorganisir diri dengan membangun jejaring positif dalam kerangka berpikir global yang selalu ber-aksi lokal. Apalagi menghadapi pemilu 2024 dengan aksi-aksi kolektif,” ucap Masmulyadi. (*)