IDEAtimes.id, MAKASSAR – Pengembalian formulir pendaftaran Calon Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH Unhas) Periode 2022 – 2026 telah berakhir pada Kamis, (21/04/2022) lalu.
Panitia Penjaringan dan Penjaringan Calon Dekan (PPCD) FH Unhas telah menerima tiga dosen yang memenuhi persyaratan.
Ketiga orang tersebut diterima langsung oleh Ketua Panitia PPCD Prof Dr Anwar Borahimah SH MH dan seluruh jajaran kepanitiaan.
Diantara tiga Calon Dekan yang telah mendaftar, salah seorang adalah Organisatoris, yang namanya cukup trend di kalangan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), pernah tercatat dari pengurus Kota hingga sampai ke Pusat.
Ialah DR. Muhammad Hasrul, pria kelahiran Sungguminasa, Kabupaten Gow Empat Puluh Dua (42) tahun silam (18 April 1981) ini, memulai karirnya saat terangkat PNS dosen pada tahun 2003 di Fakultas Hukum Unhas dan kini menjabat sebagai Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan, alumni dan kemitraan Fakultas Hukum UNHAS.
Berbagai organisasi yang pernah ia geluti, dari saat masih menjadi mahasiswa di Fakultas Hukum Unhas.
Tercatat Lulu sapaan Hasrul pernah menjadi Ketua Umum Hasanuddin Law Study Center (HLSC), HMI Komisariat Hukum Unhas sebagai wakil ketua, pendiri GARDA Tipikor Fak. Hukum Unhas, dan ketua Hipma Gowa komisariat Unhas.
Selain organisasi kemahasiswaan, DR Hasrul, juga malang melintang di Organisasi ‘plat merah’ yakni Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), tercatat ia pernah menjadi salah satu Wakil Ketua bidang Hukum HAM dan Lingkungan KNPI Sulsel, Ketua Majelis Pemuda Indonesia KNPI Sulsel, dan sekarang masih tercatat sebagai Wakil Sekretaris Jendral DPP KNPI.
Bukan hanya itu, DR Hasrul, hingga kini masih menjabat sebagai Pimpinan salah satu Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) di Sulawesi Selatan, yakni Ketua Umum DPD Pemuda Justisia Sulawesi Selatan.
Penerima penghargaan Satyalencana karya Satya X dari Presiden RI ini bisa saja menjadi ‘Kuda Hitam’ di pemilihan Dekan Fakultas Hukum Unhas nanti, yang bersaing ketat dengan dua kandidat lainnya yang bertitel Professor, yakni Prof. Irwansyah dan Prof. Hamzah. (*)
