IDEAtimes.id, PINRANG – Masalah kesehatan yang muncul karena pandemi tidak hanya pada aspek fisik namun juga dapat mengganggu kesehatan jiwa dan psikososial seseorang.
Gangguan mental emosional seperti depresi, kecemasan dapat terjadi karena dampak dari pembatasan sosial yang merubah tatanan baru kehidupan masyarakat.
Khusus bagi mereka yang berusia muda atau usia sekolah, meskipun dikatakan bukan kelompok rentan COVID-19, namun rentan terhadap gangguan jiwa dan psikososial.
Hal ini dikarenakan usia sekolah belum optimal dalam perkembangan fisik maupun mental, sehingga tidak dapat menghadapi stresor yang ada.
Kondisi ini dapat berpengaruh pada tumbuh kembang remaja itu sendiri.
Pandemi bagi siswa akan berdampak serius bagi kesehatan mereka, berdasarkan data menunjukkan bahwa pada tahun 2021 siswa SMP di Kabupaten Pinrang sekitar 70,8% yang berusia 14 tahun mengalami stres, 68,2% laki-laki dan 66,7% perempuan mengalama stress yang sangat parah di masa pandemi.
Hal ini kemudian membuat dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia melakukan pengabdian masyarakat di UPT SMP Negeri 3 Cempa Desa Mangki, Pinrang.
Kegiatan yang berlangsung pada 24 September ini menurunkan tim pengabdi antara lain Dr. Nur Ulmy Mahmud, dan Suchi Avnalurini Shariff, S.SiT, SKM, M.Keb.
Tim pengabdi ini memberikan edukasi kepada siswa mengenai Kesehatan mental serta memperkenalkan dan melakukan demo pembuatan seni macrame dihadapan siswa dan beberapa guru di SMP Negeri 3 Cempa.
“Alhamdulillah siswa sangat antusias mendengar penjelasan mengenai jenis dan gejala gangguan mental dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang terkait dengan Kesehatan mental dan seni macrame ini.” ungkap salah satu tim pengabdi.
Kata dia, kerajinan macrame adalah salah satu kerajinan yang menyatukan simpul yang terdiri dari beberapa tali atau benang agar dihasilkan sebuah karya.
“Kerajinan macrame ini dapat dibuat menjadi hiasan dinding, pot gantung, tirai, pembatas buku, dan gantungan kunci serta berbagai model lain yang dapat dibuat dari seni macrame ini.” jelasnya.
“Melalui kegiatan seni yang penuh kreativitas dan imajinasi, kecemasan dan perasaan tertekan yang dialami siswa akan berkurang. Aktivitas seni juga mendorong seseorang untuk berpikir secara kreatif dan artistik sehingga ia tidak hanya berfokus pada masalah yang alami.” tandasnya. (*)