IDEAtimes.id, PALOPO – RSU St Madyang buka suara soal dugaan terjadinya penolakan pasien bayi berumur 17 bulan, Jumat, (8/9) pagi.
Dokter Bida Sari selaku manajemen pelayanan RSU St Madyang mengungkapkan, tidak ada maksud penolakan terhadap bayi dan keluarganya.
“Mohon maaf sebelumnya, ini ada miss komunikasi, tidak ada maksud untuk menolak pasien.” ungkap Dokter Sari, Jumat, (8/9) kepada ideatimes.id
“Perawatan anak (memang) saat ini full namun cara penyampaian petugas ke keluarga pasien yang di mana komunikasi dan cara penyampaiannya tidak jelas sehingga kesannya ditolak.” ujar dia.
Ia pun menyampaikan permohonan maaf terhadap keluarga pasien atas ketidaknyamanan yang dialami.
Selain itu, pihak RS kata Sari juga memeriksa petugas yang melakukan komunikasi terhadap keluarga pasien.
“Kami selaku managemen RS mohon maaf atas ketidaknyamanan ini yang dialami pihak keluarga. Ke depan kami akan perbaiki pelayanan kami.” tuturnya.
“Team mutu RS juga akan melakukan pemeriksaan dan akan ditindaklanjuti sesuai dengan aturan yang berlaku di RS.” tutup dia.
Sebelumnya diberitakan Rumah Sakit (RSU) St Madyang kota Palopo diduga menolak pasien bayi berumur 17 bulan.
Penolakan itu diketahui terjadi, Jumat, (8/9) dan dialami oleh salah seorang warga bernama Azhari Biduna.
Dari penuturan Azhari selaku kakek bayi, sebelum membawa sang cucu ke rumah sakit, dirinya lebih dulu membawanya ke salah satu dokter praktek.
“Iye betul di tolak tadi pagi sekitar pukul 06.30, jadi kronologinya itu kemarin dulu cucu saya diperiksa di dokter praktek di dr anak, ternyata batuk pilek, cuma tadi subuh panas nya agak tinggi jadi saya bersama istri saya bawa ke RSU St Madyang karena kemarin dulu kan prakteknyaji kami tempati periksa cucu kami jadi ambil inisiatif RS St Madyang saja.” ungkap Azhari kepada ideatimes.id, Jumat, (8/9).
“Waktu kami ke sana pagi-pagi petugasnya tidak mau terima pasien atau cucu kami. Alasan nya kamar full, terus saya bilang biar untuk sementara di IGD saja dulu, tapi dijawab lagi bilang tidak bisa pak karena sementara ada tim pemeriksa RS.” terangnya.
Meski mendapat jawaban seperti itu, Azhari mengaku tetap memohon agar sang cucu bisa mendapatkan penanganan terlebih dahulu.
“Terus saya minta lagi bisaka di tangani saja dulu kasian cucu kami karena demamnya tinggi, tapi lagi-lagi petugasnya bilang tidak bisa pak.” ucapnya.
“Sempat juga ditanya soal BPJS tapi saya bilang kita tangani mi dulu nanti itu saya urus tapi tidak juga. akhirnya saya tinggalkan RS kemudian mencari RS lain.” tutupnya.