Pernah Gagal Nyaleg, Perempuan asal Sumut Dara Nasution Dipercaya Appi Sebagai Tim Ahli Pemkot

IDEAtimes.id, MAKASSAR – Wali Kota Makassra Munafri Arifuddin mempercayakan perempuan asal Pematang Siantar, Sumatera Utara Dara Nasution sebagai salah satu tim ahli Pemerintah kota Makassar.

Mantan Calon Legislatif (Caleg) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dapil Sumatra Utara III masuk dalam jajaran tim Ahli bersama sejumlah profesor.

Pada pemilihan umum legislatif Indonesia 2019, Dara maju sebagai calon legislatif di daerah pemilihan Sumatera Utara III sebagai anggota Partai Solidaritas Indonesia namun gagal melenggang.

Berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Makassar dengan nomor : 981/188.4.45/Tahun 2025, Dara akan bertugas mengawal pemerintahan Appi-Aliyah.

Dalam surat itu, tim ahli memiliki beberapa tugas seperti memastikan implementasi kebijakan pemerintah kota Makassar secara efektif dan efisien.

“Memperoleh data dan informasi dari satuan kerja perangkat daerah kota Makassar terkait pelaksanaan tugasnya.” bunyi poin dalam surat keputusan tersebut.

“Dan melakukan koordinasi dan rapat-rapat dengan perangkat daerah kota Makassar.” tutup poin terakhir.

Saat ini, Dara tercatat sebagai politisi partai Golkar.

Menamatkan studi di Jurusan Kajian Media, Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia sebagai lulusan terbaik, Dara dipercaya sebagai tim Ahli Digitalisasi dan Inovasi Kota.

Mengingat, ia merupakan alumni pendidikan di Blavatnik School of Government, University of Oxford, Inggris serta pernah menjadi pegawai di Meta.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar, Zulkifli Nanda, menjelaskan bahwa pembentukan tim ahli ini merupakan kelanjutan dari kebijakan sebelumnya.

Semula, formasi tenaga ahli berjumlah 14 orang, namun dikurangi menjadi delapan orang mengikuti Instruksi Presiden tentang efisiensi birokrasi.

“Pemilihan tim ahli ini murni berdasarkan keilmuan dan pengalaman profesional, bukan pertimbangan politik atau partai,” tegas Zulkifli beberapa waktu lalu. (*)