IDEAtimes.id, MAKASSAR – Ashabul Kahfi akhirnya mengucapkan salam perpisahan pada Musyawarah Wilayah (Muswil) PAN Sulsel yang digelar di Hotel Claro, Makassar, pada Minggu (4/5/2025).
Hal ini setelah memimpin Partai Amanat Nasional (PAN) Sulawesi Selatan selama dua dekade, tepatnya sejak tahun 2005 hingga 2025.
Dalam momen itu, Ashabul menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh kader partai berlambang matahari terbit.
Terlebih, anggota DPR RI itu meminta maaf atas segala kekhilafan yang mungkin terjadi selama kepemimpinannya.
“Saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh kader PAN di Sulsel. Saya memimpin PAN Sulsel selama 20 tahun, sejak 2005 hingga 2025,” ujarnya.
Menurutnya, ini tentu bukanlah waktu yang singkat.
Sehingga, sebagai manusia biasa, banyak kekhilafan dan kekurangannya selama menakhodai PAN Sulsel.
“Saya mohon maaf jika ada kebijakan yang tidak tepat atau tindakan saya yang mungkin menyakitkan,” katanya.
Ia pun menceritakan bahwa selama masa kepemimpinannya, PAN Sulsel mencatatkan berbagai keberhasilan besar dalam kancah politik.
Salah satunya prestasi dalam kontestasi Pemilu Legislatif, khususnya perebutan kursi di DPRD Sulsel.
PAN tampil sebagai salah satu partai yang diperhitungkan, baik di tingkat provinsi dan kerap masuk dalam jajaran partai pemenang.
Atas keberhasilan tersebut, Ashabul Kahfi dipercaya menduduki posisi strategis sebagai Wakil Ketua DPRD Sulsel untuk masa bakti 2004–2009.
Kinerjanya pun kembali mendapat kepercayaan publik dan internal partai, hingga ia kembali menjabat sebagai pimpinan DPRD Sulsel pada periode 2009–2014.
Kendati demikian, Ashabul juga mengakui adanya beberapa tantangan yang dihadapi selama kepemimpinannya.
Salah satunya adalah kehilangan posisi pimpinan di DPRD Sulsel setelah dirinya terpilih menjadi Anggota DPR RI.
Bahkan di Pemilu 2024 lalu, partai besutan Zulhas itu gagal mempertahankan perolehan kursinya di DPRD Sulsel.
Padahal Pemilu 2019, PAN memiliki 7 kursi.
Kini, PAN Sulsel di bawah komando Ashabul Kahfi hanya mengontrol 4 kursi di DPRD Sulsel.
Terlebih, tidak bisa membentuk satu fraksi imbas turunnya jumlah kursi.
“Kami pernah menjadi pemimpin di DPRD Sulsel selama beberapa periode, namun setelah saya ke Senayan, PAN kehilangan kursi pimpinan. Ini menjadi pekerjaan kita semua untuk ke depan,” kata Ashabul.
Ashabul juga menyampaikan penting kekompakan dalam menjalankan tugas besar ke depan.
Menurutnya, kemenangan PAN bukanlah sesuatu yang bisa diterima begitu saja.
Namun harus diperjuangkan dengan kerja keras, kecerdasan, dan solidaritas antar kader.
“Kemenangan itu tidak datang begitu saja. Kemenangan itu harus diperjuangkan dengan keras, dengan kecerdasan dan semangat bersama,” tambahnya. (*)