IDEAtimes.id, PALOPO – Sebanyak 171 anak mengikuti Khitanan massal di Kota Palopo, Minggu 22 Juni 2025 yang digelar oleh organisasi Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia atau PABI.
Kegiatan ini merupakan bagian dari khitanan massal serentak se-Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat dengan menarget lebih dari 3.000 anak mengikuti sunatan massal dalam rangka pemecahan Rekor MURI oleh PABI.
Di Palopo, kegiatan ini diselenggarakan di Instalasi Kamar Operasi RSUD Palemmai Tandi, sebuah inovasi baru yang memberikan standar sterilitas lebih tinggi bagi peserta khitanan.
“Ini pertama kalinya pelaksanaan khitanan massal dilakukan di kamar operasi. Kami siapkan 20 meja tindakan agar pelayanan berjalan cepat dan tetap steril,” ungkap dr. Hendra, Sp.B, Kepala Instalasi Kamar Bedah RSUD Palemmai Tandi Palopo, mewakili Direktur RS.
Menurut dr. Hamzakir, Sp.B, kegiatan berjalan sangat lancar tanpa kendala.
Ia menambahkan bahwa pelaksanaan ini dilakukan secara paralel dan serentak di seluruh wilayah Sulselbar sebagai bagian dari upaya pemecahan rekor MURI oleh PABI.
Antusiasme masyarakat Kota Palopo begitu tinggi.
Awalnya hanya 120 peserta terdaftar secara online dalam lima hari, namun pada hari pelaksanaan bertambah 51 peserta yang mendaftar secara langsung, menjadikan total 171 peserta.
Usia peserta bervariasi, dari yang termuda berusia lima tahun hingga yang tertua umur dua puluh tahun.
Penjabat Sekretaris Daerah Kota Palopo, Ilham Hamid, secara resmi membuka kegiatan tersebut mewakili Pj Wali Kota Palopo.
Dalam sambutannya, Ilham menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi para dokter dan tenaga kesehatan yang terlibat.
Ia berharap momentum ini dapat mempererat sinergi antara pemerintah, tenaga medis, dan seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung tercapainya visi nasional Indonesia Emas 2045.
“Kiranya momentum Hari Bakti Dokter ini menjadi refleksi bagi seluruh dokter untuk terus menjadi tenaga medis yang profesional, humanis, dan menjunjung tinggi kode etik profesi,” ujar Ilham.
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Hari Bakti Dokter Indonesia, sebagaimana disampaikan oleh dr. Syukur Kuddus, Ketua IDI Kota Palopo.
“Kegiatan khitanan ini merupakan bentuk pengabdian dokter kepada masyarakat, dan dilaksanakan berkat kolaborasi antara PABI, IDI, Pemerintah Kota Palopo, PPNI, serta organisasi profesi lainnya,” jelasnya.
Melalui sinergi lintas profesi dan dukungan pemerintah, khitanan massal ini tidak hanya bermanfaat secara medis tetapi juga mempererat hubungan sosial antara tenaga kesehatan dan masyarakat. (*)