IDEAtimes.id, MAKASSAR – Kabar tidak sedap menghampiri organisasi mahasiswa Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Organisasi yang beralamatkan di Jalan Sultan Agung, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan itu dikabarkan belum membayar tunggakan tiket pesawat kongres HMI di Pontianak 2023 lalu.
HMI saat itu menggelar Kongres XXXII di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat, (24/11) dan dihadiri langsung Presiden Joko Widodo.
Ketua Umum PB HMI saat pelaksanaan kongres masih dijabat Raihan Ariatama kemudian digantikan Bagas Kurniawan sebagai Ketua Umum terpilih periode 2023-2025.
Salah satu pengusaha travel dari QRS Travel meluapkan kekecewaannya terhadap PB HMI di sosial media tiktok.
Melalui akun sang pemilik travel Q2_Bunda, PB HMI dikabarkan belum membayarkan tagihan tiket pesawat yang digunakan peserta dan pengurus HMI.
Dalam keterangannya, pihak travel mengatakan saat itu mereka membantu HMI untuk menyukseskan pelaksanaan kongres di Pontianak dengan bekerja sama.
Namun hingga saat ini, baik senior, pengurus dan anggota HMI tidak ada yang merespons terkait permasalahan ini.
“Terimakasih atas kedzoliman yang sudah dilakukan kepada usaha saya QRS travel, keluarga saya,dan tim saya secara materiil dan immateriil. Bahagia diatas penderitaan kami, berada diatas awan, lupa dan lepas tangan atas pertolongan kami agar kongres pontianak 2023 berjalan lancar dan peserta bisa menghadirinya namun tagihan sampe saat ini tidak kunjung diselesaikan.” tulis akun tiktok Q2_Bunda, dikutip, Kamis, (24/7).
“Sy coba hubungin ketum yang diangkat saat kongres pun ditanggapin secara tidak baik dan tidak bersedia membayar dg alasan tidak ada dana dan meminta kami untuk audit HMI bahkan sekedar bertatap muka tuk dapat kejelasanpun ditolak (ada bukti chat) namun perkataan beliau berbeda saat ditanya oleh beberapa senior kebeliau tp dg jawaban beragam: blg perusahaan sy (Sy ada legalitas), sudah dibayar bukti bayar ke sy tidak ada), tanggung ketum demisioner (sedangkan chat sy tidak ada pernyataan itu namun lgsg bilang tidak ada dana), tidak menerima tagihan (dichat tidak meminta hnya blg tidak bisa membayar tidak ada dana.” tambahnya.
Lebih jauh, dia menjelaskan bahwa semua data saat selesai pemesanan telah diserahkan ke tim HMI saat itu.
Akan tetapi, niatnya ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik tidak menemui jalan atau tidak mendapat respons bagus dari PB HMI.
“Data saya sudah serahkan dr saat selesai pemesanan ke tim hmi yang ditunjuk/hard dan soft, ke bedum demisioner berbentuk softfile, ke bag hukum timnya sendiri/hardfile dan kesenior2 yang menghubungi beliau/softflie, bukti itu semua sudah ditunjukkan ke beliau oleh mereka ) bahkan sy minta bertemupun ditolak, ketum demisionerpun dihubungin tidak merespon sama sekali, senior2 pun pada lepas tangan, bahkan bag hukumnya pun bilang kami melakukan pemerasan dan blg ini bisa sj bukan orang hmi (ini bukan kami tuk mengecek krn kami travel dan kami dikasi data oleh tim hmi yang ditunjuk kontak dg kami) berbagai alasan mereka layangkan tuk memojokkan kami.” tegasnya.
“Padahal kami minta hak kami.. rekapan2 smua sudh sy serahkan baik hard dan soft.. apa begitu susah duduk bersama dan cari solusinya? Apa salah kami meminta hak kami, setelah pengorbanan yang kami lakukan? Kami hnya travel kecil mencari rezeki kenapa diperlakukan begini… lontang lantung, putus asa, kecewa dan sedih.. tuk membayar pengacarapun kami tidak sanggup karena minus sekali karena masalah ini. kami kecewa organisasi muslim namun kenapa pimpinan dan orang2 yang terlibat.” tuturnya.
Dia melanjutkan, selama ini dirinya enggan membeberkan masalah tersebut ke sosial media demi menjaga nama baik organisasi.
Hanya saja kata dia, pihaknya sudah tidak mempunyai cara lain untuk menagih atau meminta pembayaran tersebut.
“Sy share di akun pribadi sosmed sy krn selama ini sy menahan diri, mencoba menjaga nama baik organisasinya namun sy sudah tidak sanggup, kami kalah, orang2 yang masih memiliki hati baik MOHON BANTU KAMI up ataupun jalan penyelesaiannya.”sambungnya.
“Mungkin bagi organisasi sebesar HMI uang 1,2M an + denda kerugian kami itu uang kecil namun bagi kami itu uang sangat besar tuk kelangsungan hidup kami..padahal awal memohon kekami agar kami ambil alih tuk bs membantu peserta yang sudah terlantar dibadara seluruh indonesia krn tidak beragkat2. dipindahkan ke kami secara dadakan, crowded terjadi. perjuangan kami tidak tidur berhari2 agar bs menyelesaikan pesanan dan membantu agar peserta bs pada berangkat pun jd sia2 smua hanya menyisakan kepahitan bagi kami, berhari2 dijanjikan, berbulan, skarang jd bertahun2. sy sll berharap ada iktikad baik dr pihak terkait namun sampe saya menulis ini harapan itu pupus dibawa angin.” tukasnya.
“sy putus asa.. sy hnya yakin pertolongan Allah akan datang melalui orang2 baik dan langkah-langkahnya.” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Umum PB HMI Bagas Kurniawan yang dihubungi terkait kabaar ini belum memberi respons. (*)