IDEAtimes.id, MAKASSAR – Festival 8 Makassar atau dikenal dengan F8 yang menampilkan ragam seni, kuliner, musik, hingga inovasi kreatif anak muda lembali digelar.
Pelaksanaan F8 tahun ini digelar di Parking Lot Trans Studio Mall mulai 24-28 September 2025, lokasi yang berneda dari tahu-tahun sebelumnya.
Meski demikian, gelaran F8 mendapat sambutan antusia yang meriah dari berbagai kalangan termasuk organisasi kemasyarakatan atau ormas, salah satunya Sehati Reaksi Cepat.
Bagi Sehati Reaksi Cepat, ajang internasional ini bukan hanya pesta budaya, tetapi juga ruang penting untuk memperkuat identitas Makassar dan menyembuhkan luka kolektif masa lalu.
Dewan Pembina Sehati Reaksi Cepat, Masrun Mancja, SH yang akrab disapa Daeng Accunk, menyebut F8 sebagai gambaran nyata kekuatan budaya Makassar.
“Makassar adalah kota dengan siri’ na pacce sebagai fondasi budaya. F8 menjadi wadah di mana nilai itu tampil dalam bentuk nyata: solidaritas, kebersamaan, dan kebanggaan pada identitas kita. Di tengah ingatan tentang insiden kelam 29 Makassar, F8 adalah bukti bahwa kita mampu bangkit dengan jalan budaya,” kata Daeng Accunk, Rabu, (24/9/2025).
Accunk menegaskan, F8 bukan sekadar ajang hiburan, tetapi ruang sosial yang mempertemukan warga lorong, seniman, UMKM, hingga tamu mancanegara.
“Ini adalah ruang empati. Di F8 kita belajar saling memahami, merayakan perbedaan, dan menunjukkan wajah Makassar yang ramah pada dunia,” tambahnya.
Senada, Koordinator Sehati Reaksi Cepat, Illank Radjab, SH, menekankan bahwa F8 memberi peluang besar bagi generasi muda untuk mengekspresikan diri sekaligus mengangkat nilai lokal Makassar ke panggung global.
“F8 itu momentum. Dari musik hingga kuliner, dari fesyen hingga film, semuanya bicara tentang siapa kita sebagai orang Makassar. Ini yang mengikat warga, menguatkan solidaritas, dan mencegah kita terjebak dalam perpecahan. Dari F8, kita belajar bahwa kekuatan kota ini bukan di beton atau jalan raya, tapi di budaya dan kebersamaan warganya,” ujar Illank.
Sehati Reaksi Cepat berharap, keberlangsungan F8 terus dijaga dan diperkuat.
Menurut mereka, program ini harus menjadi agenda permanen, karena telah terbukti membawa manfaat ekonomi, memperluas ruang sosial warga, sekaligus memperkuat identitas budaya Makassar di mata dunia. (*)