IDEAtimes.id, MAKASSAR – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Sulawesi Selatan menyoroti lemahnya keamanan di ruang publik usai kasus penculikan anak yang menimpa Bilqis, bocah berusia empat tahun di Kota Makassar.
Bilqis dilaporkan diculik pada Minggu, 2 November 2025, di Taman Pakui Sayang, Jalan A.P. Pettarani.
Kasus tersebut menyita perhatian publik dan menimbulkan kekhawatiran atas keamanan anak di area terbuka.
Ketua KNPI Sulsel, Dr. Andi Surahman Batara, menyebut insiden itu menjadi peringatan keras bagi pemerintah provinsi dan daerah untuk memastikan seluruh ruang publik benar-benar aman dan ramah bagi anak-anak.
“Pemerintah harus segera menciptakan ruang publik yang aman, nyaman, dan memiliki sistem pengawasan yang memadai. Tidak boleh ada lagi anak yang menjadi korban di tempat yang seharusnya menjadi ruang bermain mereka,” tegas Andi Surahman di Makassar, Minggu (9/11).
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, dan masyarakat untuk memperkuat sistem pengawasan di taman kota serta ruang publik lainnya.
“Perlu ada petugas jaga, kamera CCTV yang aktif, dan partisipasi warga sekitar untuk ikut mengawasi lingkungan. Perlindungan anak adalah tanggung jawab bersama,” ujarnya.
KNPI Sulsel juga mendorong agar pemerintah daerah mengintegrasikan program perlindungan anak dalam kebijakan tata ruang kota dan kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Kota yang baik bukan hanya tentang infrastruktur megah, tetapi juga bagaimana ia melindungi generasi mudanya,” tutur Andi Surahman.
Sebelumnya, Bilqis ditemukan dalam kondisi selamat setelah pencarian intensif selama tujuh hari oleh aparat kepolisian.
Kasus tersebut kini masih dalam penyelidikan untuk mengungkap motif pelaku. (*)
