Sabtu, Desember 13, 2025

Pulang Kampung : Bisik Tanah Leluhur di Mukernas dan HUT KKSS ke-49

Terkait

IDEAtimes.id, OPINI – Sipakatau. Sipakalebbi. Sipakainge. Tiga nafas leluhur yang menuntun kita untuk saling memanusiakan, saling memuliakan, dan saling mengingatkan dalam kebaikan.

Nilai-nilai ini selalu hadir, bahkan ketika kita berjalan jauh, dan kembali terasa hangat ketika mendengar seruan “KKSS Pulang Kampung”.

Dalam kemeriahan Mukernas & HUT KKSS ke-49, tema ini bukan sekadar slogan, tetapi panggilan batin. Sebuah bisik dari tanah leluhur yang mengajak kita pulang bukan hanya secara fisik, tetapi pulang pada nilai, pulang pada akar, pulang pada diri.

Makna pulang kampung dalam falsafah Bugis-Makassar adalah perjalanan jiwa. Kita pulang membawa pengalaman, membawa upaya, membawa prestasi sebagai bentuk hormat kepada tempat yang pernah menumbuhkan langkah kita. Di sanalah siri’ na pacce kembali mengakar: harga diri yang dijaga dan empati yang mengikat kita satu sama lain.

KKSS hadir sebagai rumah tempat identitas bertemu kembali. Tempat nilai-nilai leluhur dipelihara, sekaligus ruang bagi kita untuk bertumbuh dan berkolaborasi. Di usia ke-49, KKSS terus merawat kebersamaan itu—menguatkan mereka yang bergerak di bidang pendidikan, UMKM, budaya, pemberdayaan perempuan, hingga digitalisasi. Spirit A’bulo Sibatang terasa jelas: kita kokoh karena bersama, lentur menghadapi zaman, namun tidak tercerabut dari akar.

Ada tiga petuah leluhur yang kembali terngiang ketika berbicara tentang pulang.
Ajara’na Tanni, bahwa tanah adalah guru. Ia tidak menuntut lebih dari kerelaan kita untuk merawatnya.

Baju e Manuk, bahwa keindahan sesungguhnya lahir dari kesederhanaan dan ketulusan.

Pissi’na Balita, bahwa generasi muda memiliki kekuatan yang berlipat ganda bila diberi ruang dan ditopang oleh lingkungan yang suportif.

Petuah-petuah ini menjadi penuntun agar kita terus melangkah dengan kepala tegak namun hati yang merendah, dengan semangat yang besar namun tetap berpijak pada kebersamaan.

Ke depan, KKSS perlu terus menjadi rumah yang hidup. Rumah yang berinovasi tanpa kehilangan jati diri. Rumah yang membuka ruang sebesar-besarnya bagi generasi muda untuk tampil dan berkontribusi.

Rumah yang merawat budaya bukan sebagai kenangan, tetapi sebagai ekosistem yang relevan bagi zaman. Rumah yang memperluas kolaborasi untuk memberi manfaat bagi lebih banyak orang.

Pulang kampung adalah perjalanan merawat akar dan menguatkan langkah. Mari menjaga api sipakatau, sipakalebbi, sipakainge dalam setiap tindakan kita.

Mari terus menjadi rumpun yang kokoh—A’bulo Sibatang—yang saling menguatkan dalam suasana persaudaraan.

“Ripakkaengengngi nanga ri lino, nawa’i sipakatau, nawa’i sipakalebbi, nawa’i sipakainge.”

Semoga kita senantiasa berjalan dengan hormat, dengan kebijaksanaan, dan dengan kebersamaan yang tulus. (*)

spot_img
spot_img
Terkini

Daftar Calon Ketua Pordi Sulsel, Berkas Ilham Arief Sirajuddin Dinyatakan Lengkap

IDEAtimes.id, MAKASSAR - Panitia Musyawarah Provinsi, Perkumpulan Olahraga Domino Indonesia (Pordi) Sulawesi Selatan menerima menerima Ilham Arief Sirajuddin calon...
Terkait
Terkini

Daftar Calon Ketua Pordi Sulsel, Berkas Ilham Arief Sirajuddin Dinyatakan Lengkap

IDEAtimes.id, MAKASSAR - Panitia Musyawarah Provinsi, Perkumpulan Olahraga Domino Indonesia (Pordi) Sulawesi Selatan menerima menerima Ilham Arief Sirajuddin calon...

Berita Lainnya