IDEAtimes.id, MAKASSAR – Komite Aktivis Mahasiswa Rakyat Indonesia (KAMRI) mengeluarkan seruan aksi dengan tuntutan utama mencopot Kapolres Luwu.
Seruan tersebut tersebar melalui sebuah flayer di mana KAMRI akan menggelar aksi besar-besaran di Polda Sulsel, pada 1 Desember 2025.
Aksi KAMRI ini digulirkan setelah mencuatnya sederet dugaan pelanggaran serius yang disebut terjadi di lingkungan Polres Luwu.
Dalam flayer itu, KAMRI menilai rangkaian peristiwa tersebut menjadi bukti kegagalan kepemimpinan Kapolres Luwu.
Dalam tuntutannya, KAMRI membeberkan lima isu besar yang menjadi dasar aksi, di antaranya:
1. Dugaan praktik pungutan liar (pungli) yang disebut dilakukan dengan membebani pejabat daerah mulai dari kepala dinas, kepala desa, kepala sekolah hingga kontraktor untuk membeli tiket Trail Adventure.
2. Dugaan percobaan rudapaksa yang dilakukan oknum anggota kepolisian terhadap seorang tahanan perempuan di Polres Luwu.
3. Dugaan kekerasan terhadap tahanan, yang kembali melibatkan anggota kepolisian di jajaran Polres Luwu.
4. Dugaan penggelapan dua unit mobil hasil temuan oleh oknum anggota Polres Luwu.
5. Sederet kasus besar lainnya di bawah kepemimpinan Kapolres AKBP Adnan Pandibu, yang menurut KAMRI menunjukkan buruknya kinerja serta lemahnya pengawasan internal.
Tanggapan Kapolres Luwu
Kapolres Luwu AKBP Adnan Pandibu yang dihubungi terkait rencana aksi unjuk rasa itu buka suara.
Adnan mengatakan dirinya sudah mengetahui Ikhwal dari rencana aksi tersebut.
“Terima kasih mas, sudah sejak kemarin kami tahu informasi tersebut.” ungkap Adnan saat dihubungi, Rabu, (26/11).
Dia mengatakan, aksi unjuk rasa dalam menyampaikan aspirasi adalah hak warga negara.
“Aksi menyampaikan aspirasi sepanjang dilaksanakan sesuai ketentuan itu adalah hak warga negara mas.” tambahnya.
Terkait tuduhan dugaan pungli, AKBP Adnan menegaskan hal tersebut dianggap terlalu berlebihan.
“Saya rasa tuduhan itu terlalu berlebihan, tapi tetap kami tampung sebagai bentuk aspirasi.” tegasnya.
“Lagian itu kan baru seruan aksi, kami juga gak tahu benar mau aksi atau tidak mas.” tutup dia. (*)
