IDEAtimes.id, BANTAENG – Jaringan GUSDURian Bantaeng dan Boetta Ilmoe berkolaborasi menggelar kegiatan bedah buku “Kyai Saleh & Moderasi Beragama” yang berlangsung di Jl. Raya Lanto, Bantaeng. Sabtu (27/02/2021)
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yakni Dr. H. Saprillah Syahrir, M.Si selaku Kepala Balai Litbang Agama Makassar sekaligus Penulis buku Kyai Saleh, dan Sulhan Yusuf sebagai Founder Boetta Ilmoe yang juga menjabat Pembina GUSDURian Bantaeng.
Sebelumnya Dr. H. Saprillah Syahrir, M.Si juga menjelaskan pada salah satu konten podcast channel youtube yakni, KAMPUS41 (Kamar Pustaka 41) tentang pentingnya moderasi beragama.
“Moderasi beragama bukanlah ideologi. Moderasi beragama adalah sebuah cara pandang terkait proses memahami dan mengamalkan ajaran agama agar dalam melaksanakannya selalu dalam jalur yang moderat. Moderat di sini dalam arti tidak berlebih-lebihan atau ekstrem. Jadi yang dimoderasi di sini adalah cara beragama, bukan agama itu sendiri. Jelasnya.
Dalam kegiatan bedah buku tersebut, Mantan Ketua PC. PMII Metro Makassar Periode 2001-2003, Saprillah Syahrir atau yang akrab disapa dengan panggilan Pepy Al-Bayqunie mengatakan Kyai Saleh telah menjadi satu identitas penting dalam sejarah hidup saya.
“Kyai Saleh telah menjadi satu identitas penting dalam sejarah hidup saya, khususnya dalam dunia tulis menulis. Sebab, Kyai Saleh sudah menjadi tempat bagi saya dalam menitipkan pesan-pesan kebaikan yang dapat ditelaah, didengar, dan dicermati oleh para pembaca. Ucapnya.
Dalam kesempatan itu juga, Sulhan Yusuf memberikan penjelasan tentang Substansi dari moderasi beragama. Menurutnya moderasi beragama adalah pemantik agar kita mempunyai pertimbangan lain dalam melihat suatu gagasan dan hidup beragama.