IDEAtimes.id, BULUKUMBA – Proyek pembangunan jaringan bawah laut di Kabupaten Bulukumba sangat merugikan nelayan yang berada di 4 Kecamatan yakni Bontobahari, Bontotiro, Herlang dan Kajang.
Beberapa nelayan Bulukumba sangat merasakan dampak atas Mega proyek pembangunan optik tersebut.
Dimana saat ini sudah ada sekitar 200 rumpon yang telah di hancurkan oleh pemilik proyek.
Atas pengrusakan tersebut, Wakil Sekretaris KNPI Sulawesi Selatan (Sulsel) Fajar Menyingsing meminta perhatian khusus Pemerintah Daerah dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulukumba
Aktivisi asal Bulukumba ini berharap agar pemerintah memperhatikan kondisi yang dialami oleh para nelayan yang telah kehilangan rumpon.
“Tabe’ para Anggota Dewan Kabupaten Bulukumba yang terhormat tolong di perhatikan ini, Rakyat sudah capek di bohongi,” kata Fajar kepada ideatimes.id, Minggu , (28/8).
Putra Kelahiran Bulukumba ini menyampaikan jika hal tersebut tidak boleh dibiarkan
Sebab menurutnya Rumpon milik nelayan adalah satu-satunya alternatif bagi nelayan untuk menangkap Ikan.
“Jangan karena kami ini masyarakat kecil lalu seenaknya tindas kami. Sekarang kalo itu di gusur hanya karena kepentingan sepihak saya kira itu tidak adil,” tegasnya.
Lanjut Fajar mengatakan jika saat ini ada sekitar ratusan nelayan yang berada pada empat Kecamatan yang telah menjadi korban atas proyek tersebut.
Menurutnya, sebelum Mega proyek ini dilaksanakan, pihak kontraktor akan melakukan ganti rugi sebesar 5 juta jika rumpon milik nelayan berada pada radius 1,5 mil.
Namun fakta di lapangan saat ini pihak kontraktor telah merusak Rumpon nelayan hingga radius 3 mil.
“Saat ini sudah menyentuh sampai 3 mil, dan data sementara sudah ada 200an Rumpon yang sudah di putus di area 3 mil,” sesalnya.
“Kira-kira dimana lagi para nelayan ini menangkap ikan kalau sudah tidak ada lagi rumpon, sedangkan cuman rumpon harapan terbesarnya para nelayan ini mendapat ikan,” tambahnya.
Sebelumnya, Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf Tidak mengetahui atas Mega proyek pembangunan jaringan di bawah laut.
“Proyek apa, saya tidak tahu,” kata Andi Utta. (*)