IDEAtimes.id, MAKASSAR – Aksi Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin turun ke jalan mengurai kemacetan menuai kontroversi.
Saat itu, Wali Kota Munafri Arifuddin tengah sedang lewat di Jalan Dr. Leimena.
Karena melihat kemacetan, Appi sapaannya kemudian turun dari mobilnya dan memarahi pengendara yang melawan arah.
“Eh bapak nda sekolah, melanggar ini, bikin macet pak, nda bisa pak, nda boleh.” ucap Appi saat menegur pengendara.
Menanggapi itu, CEO Duta Politik Indonesia (DPI) Dedy Alamsyah mengatakan jika apa yang dilakukan Appi bukan suatu kesalahan.
Namun menurutnya, jika itu hanya sebatas karena dirinya kebetulan lewat maka tidak ada gunanya dia melakukan tindakan seperti itu.
“Yah pas lewat bisa jadi dia juga geram melihat itu, tapi apa gunanya Patwal, tidak harus turun sebenarnya melakukan itu.” ungkap Dedy saat dihubungi, Minggu, (13/4).
“Kalau pun harus turun yah tidak perlu kasar begitu, anda pemimpin, masa seperti itu, kalau memang ada masalah langsung telpon Dishub, kepolisian selesaikan segera.” katanya.
Lebih jauh, Dedy menganggap jika apa yang dilakukan Ketua Golkar Makassar itu bisa jadi tidak terjalinnya koordinasi antara Dishub, Kepolisian dan Pemkot.
“Yah kan dari awal tahu kalau Makassar ini sudah 80 persen semua jalan macet, apalagi yang pengendara lawan arah ada di mana-mana, masa tidak bisa itu jadi prioritas utama.” tegasnya.
“Makanya saya bilang semoga yang kemarin memang murni keresahan wali kota bukan sebaliknya jangan sampai dituduh cuma mau buat konten saja atau mau viral.” bebernya.
Selain itu, Dedy menyarankan agar Wali Kota Appi bisa meniru gaya polisi Dg Rani dengan ciri khas putar balik
Apalagi lanjut Dedy, Makassar berbeda dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia termasuk Jawa Barat.
“Coba contoh gayanya itu saja bagaimana dia menangani, enak gak menegur, tunjuk-tunjuk atau hardik orang.” ucapnya.
“Yah memang beliau wali kota tapi ingat bijak berkata dan bersikap adalah pemimpin yang baik.” tukasnya. (*)