Jumat, Desember 5, 2025

Tim Dosen Pengabdi FKM UMI Edukasi Perempuan Fatayat NU di Malaysia Soal Kesehatan Ibu dan Anak

Terkait

IDEAtimes.id, MALAYSIA – Stunting atau gangguan pertumbuhan pada bayi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, baik di Indonesia maupun Malaysia.

Kekurangan gizi kronis pada masa 1.000 hari pertama kehidupan dapat menyebabkan anak gagal tumbuh optimal, berdampak pada perkembangan otak, daya tahan tubuh, hingga kualitas hidup di masa depan.

Menjawab persoalan tersebut, tim dosen Pengabdi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (UMI) hadir di tengah komunitas perempuan Fatayat NU Malaysia dengan membawa misi edukasi kesehatan ibu dan anak.

Kegiatan ini dipimpin oleh ibu Prof. Dr. Andi Asrina, SKM., M.Kes, didampingi oleh ibu Sitti Hadriyanti Hamang, S.ST., M.Keb, dan ibu Dr. Nur Ulmy Mahmud, SKM., M.Kes.

Kegiatan pemberdayaan ini dilaksanakan dengan dukungan pendanaan dari Universitas Muslim Indonesia melalui Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPKM) UMI Skema PKM Internasional.

Program ini tidak hanya memberikan pengetahuan mengenai gizi, tetapi juga menekankan pentingnya Air Susu Ibu (ASI), menyusui eksklusif, serta pembentukan kelompok Kelab Ibu Cergas sebagai wadah pemberdayaan dan pendampingan ibu muda.

Dalam penyuluhannya, Prof. Dr. Andi Asrina menegaskan bahwa peran ibu sangat vital dalam menentukan tumbuh kembang anak.

“ASI eksklusif selama enam bulan pertama adalah hak bayi sekaligus investasi kesehatan jangka panjang. Ditambah dengan gizi seimbang pada ibu hamil dan menyusui, hal ini akan menjadi benteng utama pencegahan stunting,” ujarnya.

Senada dengan itu, ibu Sitti Hadriyanti Hamang, S.ST., M.Keb, menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan untuk para ibu.

“Ibu harus memahami bukan hanya apa yang dimakan, tetapi juga bagaimana pola makan sehat diterapkan dalam keluarga. Pengetahuan ini akan berdampak langsung pada tumbuh kembang bayi,” jelasnya.

Sementara itu, Dr. Nur Ulmy Mahmud, SKM.,M.Kes menambahkan bahwa kesehatan mental ibu juga perlu diperhatikan.

“Ibu yang sehat fisik, mental, dan emosional akan lebih siap menyusui, lebih tenang dalam merawat bayi, dan lebih mampu memastikan kebutuhan gizi keluarga terpenuhi,” katanya.

Sebagai tindak lanjut dari edukasi ini, dibentuklah Kelab Ibu Cergas, sebuah kelompok ibu-ibu muda yang bertujuan untuk saling berbagi pengalaman, mendapatkan bimbingan kesehatan, dan memperkuat solidaritas komunitas.

Melalui klub ini, para ibu tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga agen perubahan dalam meningkatkan kesadaran gizi di lingkungannya.

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari para anggota Fatayat NU Malaysia.

Para ibu yang hadir antusias bertanya tentang cara meningkatkan produksi ASI, menu sehat untuk anak, serta tips menjaga stamina di tengah kesibukan rumah tangga.

Dengan adanya edukasi ini, diharapkan angka stunting di negara ini dapat terus ditekan melalui upaya pencegahan sejak dini.

Tim dosen pengabdian UMI berharap Kelab Ibu Cergas dapat berkembang menjadi komunitas berdaya yang mampu meningkatkan kesehatan ibu dan anak secara berkelanjutan.

“Anak yang sehat adalah generasi penerus yang cerdas. Menjaga gizi ibu dan anak berarti menjaga masa depan bangsa,” tutup Prof. Andi Asrina. (*)

spot_img
spot_img
Terkini

Onyx Club Launching, Makassar Kedatangan Ikon Hiburan Malam Baru

IDEAtimes.id, MAKASSAR - Kota Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, tak hanya dikenal lewat kuliner khas dan kekayaan budayanya. Kota...
Terkait
Terkini

Onyx Club Launching, Makassar Kedatangan Ikon Hiburan Malam Baru

IDEAtimes.id, MAKASSAR - Kota Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, tak hanya dikenal lewat kuliner khas dan kekayaan budayanya. Kota...

Berita Lainnya