IDEAtimes.id, MAKASSAR – Rencana Wali Kota Makassar Danny Pomanto menerapkan pemakaian baju adat setiap tanggal 1 mendapat tanggapan dari pemerhati pendidikan Bachtiar Adnan Kusuma.
Bachtiar mengungkapkan, rencana Wali Kota Makassar tersebut patut diapresiasi karena ini adalah satu ide atau gagasan yang mencoba mengembalikan kedikjayaan adat istiadat.
“Ini tentu harus diapresiasi karena secara tidak langsung bagaimana para siswa dibangun kesadaran kolosalnya untuk memberi perhatian yang tinggi dalam menjaga produk-produk kebudayaan salah satunya adalah pemakaian baju adat di mulai dari anak-anak SD – SMP.” ungkap Bachtiar kepada ideatimes, Jumat, (5/4).
Namun Bachtiar juga mengakui jika rencana Wali Kota untuk menerapkan hal tersebut merupakan sesuatu yang kurang menarik atau tidak elok baginya.
“Namun ada yang tidak elok menurut saya yaitu kalau pemakaian baju adat itu dibebankan kepada siswa satu kali dalam sebulan kemudian pembiayaannya dibebankan kepada orang tua bayangkan saja sewa baju adat per siswa itu katakanlah 250 ribu per kepala berarti setiap orang tua akan mengeluarkan itu selama 12 bulan.” jelas Ketua Umum Forum Nasional Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI.
Sehingga menurutnya, program ini akan membuat repot serta problem baru bagi orang tua, khususnya siswa di level SD dan SMP.
“Yang menarik adalah ketika Wali Kota membuat sebuah regulasi mewajibkan para siswa memakai baju adat minimal satu kali satu bulan, wali kota menganggarkan melalui APBD. Jadi pemanfaatan penggunaan baju adat di seluruh SD – SMP sebaiknya wali kota menganggarkan melalui APBD atau dana B.O.S dengan tidak membebankan terhadap orang tua.” tegasnya.
“Oleh karena itu pikirkan baik-baik karena ini bisa menjadi problem sosial atau problem pendidikan kolosal di kota Makassar ketika dipaksakan ke arus bawah. Tapi saya setuju jika pemkot menyediakan anggaran APBD dengan menanggung biaya penggunaan baju adat. Jadi bukan ditanggung orang tua karena itu akan jadi beban atau sama halnya adalah sebuah pemaksaan.” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto secara resmi mencanangkan penggunaan baju adat di sekolah-sekolah.
Selain itu, Danny Pomanto sapaannya juga melakukan penerapan metode belajar Gampang, Asyik, Menyenangkan atau GASING.
“Saya canangkan bahwa setiap tanggal 1 setiap bulan berbaju adat. Dan menerapkan metode belajar Gampang, Asyik dan Menyenangkan atau GASING untuk pengimbasan kepada 193 ribu anak SD dan SMP di Makassar,” kata Ramdhan Pomanto dalam sambutannya sebagai Pembina Upacara pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tingkat Kota Makassar, di SMPN 13, Selasa, (2/05/2023).
Perihal pengenaan baju adat itu, kata Danny Pomanto sapaan akrab Ramdhan Pomanto sebagai komitmen kebudayaan Pemkot Makassar yang juga masuk dalam 18 revolusi pendidikan.
(Syaf/Iksan)