Sabtu, April 20, 2024

Makassar Gagal Raih Adipura 2022, Pengamat : Indikatornya Daerah Harus Memiliki Lingkungan Bersih dan Sehat

Terkait
spot_img

IDEAtimes.id, MAKASSAR – Kota Makassar kembali gagal meraih Piala Adipura yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sebagaimana diketahui, Kementerian LHK baru saja mengumumkan 150 Kabupaten/Kota yang meraih anugerah Piala Adipura 2022.

Pengumuman itu dilakukan di Jakarta, bertepatan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPS) 2023.

Tercatat, ada delapan daerah di Sulawesi Selatan yang menerima Piala Adipura 2022, yaitu Sidrap, Bantaeng, Bulukumba, Maros, Pinrang, Barru, Palopo dan Parepare.

Sementara untuk Kota Makassar, ini adalah kegagalan kesekian kalinya setelah meraih Piala Adipura pada tahun 2017 lalu.

Direktur Profetik Institute, Asratillah mengatakan, indikator suatu daerah yang dinobatkan meraih Adipura ialah kebersihan dan kesehatan lingkungan.

“Sependek pengetahuan saya salah satu indikator utama untuk menganugerahkan piala adipura kepada sebuah kota atau kabupaten adalah kebersihan dan kesehatan lingkungan.” ungkap Asratillah, Kamis, (2/3/2023).

“Nah kalau sebuah daerah dianugerahkan Piala Adipura maka disimpulkan bahwa daerah tersebut memiliki lingkungan yang bersih dan sehat, dan ini berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.” jelasnya.

Lanjutnya, jika misalnya tahun lalu Kota Makassar mendapatkan piala adipura dan di tahun ini tidak mendapatkan, berarti ada penurunan dalam hal kualitas kesehatan dan kebersihan lingkungan.

“Dan menurut saya ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari tata kelola atau pelayanan dari OPD terkait yang belum optimal, kapasitas organisasi dan SDM di OPD terkait yang belum mumpuni, kesadaran warga kota Makassar, hingga semakin kompleksnya persoalan lingkungan di Kota Makassar.” urainya.

Di sisi lain, Asratillah menilai jika saat ini kota Makassar masih mengalami banyak tantangan sekaitan dengan kebersihan, kesehatan lingkungan dan penanganan persoalan sampah.

” Yah masih banyak tantangan yang dihadapi kota Makassar sekaitan lingkungan kebersihan dan kesehatan lingkungan, mulai dari manajemen penanganan sampah yang masih perlu dibenahi, pelibatan warga dalam hal memilah, me-reduce (mengurangi), me-reuse (menggunakan kembali) bahkan mendaur sampah sedari rumah yang mesti digalakkan. Hingga perlu ada solusi bagi TPA yang menurut penilaian beberapa pihak sudah tidak memadai.” jelasnya lagi.

Menurutnya, pemerintah kota dalam hal ini Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto tidak bisa sendirian dalam menyelesaikan persoalan kebersihan serta kesehatan di lingkungan Makassar.

“Pandangan saya tentu melihat jika birokrasi pemerintah Kota Makassar tidak bisa sendirian dalam menyelesaikan persoalan kebersihan dan kesehatan lingkungan di Makassar, mengingat jumlah penduduk dan arus keluar-masuk orang yang semakin besar, belum lagi aktivitas ekonomi yang semakin meriah.” akunya.

Pemkot mesti melibatkan kampus, NGO, komunitas-komunitas hingga media untuk mencari solusi, agar Makassar menjadi kota yang betul-betul smart (cerdas) terkhusus smart dalam mengelola lingkungannya.” beber dia.

Sehingga ia menilai, kegagalan pemkot Makassar meraih Piala Adipura tahun 2022 harus dijadikan bahan instropeksi bersama.

“Tidak berhasilnya Kota Makassar dalam meraih piala adipura mesti dijadikan bahan instropeksi bersama baik bagi penyelenggara pemerintahan kota Makassar ataupun masyarakat Makassar secara keseluruhan. Apa yang mesti dibenahi ? Apa yang mesti diupgrade ? Apa yang mesti dilakukan ? itu yang harus kita cari tahu.” tutup dia. (*)

spot_img
Terkini

Jabal Nur Minta ASN Pemkot Makassar Netral Jelang Pilwalkot – Pilgub 

IDEAtimes.id, MAKASSAR - Politisi PAN Jabal Nur meminta seluruh ASN Pemerintah Kota Makassar netral jelang Pilwalkot 2024. Pernyataan itu dilontarkan...
Terkait

IDEAtimes.id, MAKASSAR – Kota Makassar kembali gagal meraih Piala Adipura yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sebagaimana diketahui, Kementerian LHK baru saja mengumumkan 150 Kabupaten/Kota yang meraih anugerah Piala Adipura 2022.

Pengumuman itu dilakukan di Jakarta, bertepatan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPS) 2023.

Tercatat, ada delapan daerah di Sulawesi Selatan yang menerima Piala Adipura 2022, yaitu Sidrap, Bantaeng, Bulukumba, Maros, Pinrang, Barru, Palopo dan Parepare.

Sementara untuk Kota Makassar, ini adalah kegagalan kesekian kalinya setelah meraih Piala Adipura pada tahun 2017 lalu.

Direktur Profetik Institute, Asratillah mengatakan, indikator suatu daerah yang dinobatkan meraih Adipura ialah kebersihan dan kesehatan lingkungan.

“Sependek pengetahuan saya salah satu indikator utama untuk menganugerahkan piala adipura kepada sebuah kota atau kabupaten adalah kebersihan dan kesehatan lingkungan.” ungkap Asratillah, Kamis, (2/3/2023).

“Nah kalau sebuah daerah dianugerahkan Piala Adipura maka disimpulkan bahwa daerah tersebut memiliki lingkungan yang bersih dan sehat, dan ini berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.” jelasnya.

Lanjutnya, jika misalnya tahun lalu Kota Makassar mendapatkan piala adipura dan di tahun ini tidak mendapatkan, berarti ada penurunan dalam hal kualitas kesehatan dan kebersihan lingkungan.

“Dan menurut saya ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari tata kelola atau pelayanan dari OPD terkait yang belum optimal, kapasitas organisasi dan SDM di OPD terkait yang belum mumpuni, kesadaran warga kota Makassar, hingga semakin kompleksnya persoalan lingkungan di Kota Makassar.” urainya.

Di sisi lain, Asratillah menilai jika saat ini kota Makassar masih mengalami banyak tantangan sekaitan dengan kebersihan, kesehatan lingkungan dan penanganan persoalan sampah.

” Yah masih banyak tantangan yang dihadapi kota Makassar sekaitan lingkungan kebersihan dan kesehatan lingkungan, mulai dari manajemen penanganan sampah yang masih perlu dibenahi, pelibatan warga dalam hal memilah, me-reduce (mengurangi), me-reuse (menggunakan kembali) bahkan mendaur sampah sedari rumah yang mesti digalakkan. Hingga perlu ada solusi bagi TPA yang menurut penilaian beberapa pihak sudah tidak memadai.” jelasnya lagi.

Menurutnya, pemerintah kota dalam hal ini Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto tidak bisa sendirian dalam menyelesaikan persoalan kebersihan serta kesehatan di lingkungan Makassar.

“Pandangan saya tentu melihat jika birokrasi pemerintah Kota Makassar tidak bisa sendirian dalam menyelesaikan persoalan kebersihan dan kesehatan lingkungan di Makassar, mengingat jumlah penduduk dan arus keluar-masuk orang yang semakin besar, belum lagi aktivitas ekonomi yang semakin meriah.” akunya.

Pemkot mesti melibatkan kampus, NGO, komunitas-komunitas hingga media untuk mencari solusi, agar Makassar menjadi kota yang betul-betul smart (cerdas) terkhusus smart dalam mengelola lingkungannya.” beber dia.

Sehingga ia menilai, kegagalan pemkot Makassar meraih Piala Adipura tahun 2022 harus dijadikan bahan instropeksi bersama.

“Tidak berhasilnya Kota Makassar dalam meraih piala adipura mesti dijadikan bahan instropeksi bersama baik bagi penyelenggara pemerintahan kota Makassar ataupun masyarakat Makassar secara keseluruhan. Apa yang mesti dibenahi ? Apa yang mesti diupgrade ? Apa yang mesti dilakukan ? itu yang harus kita cari tahu.” tutup dia. (*)

spot_img
Terkini

Jabal Nur Minta ASN Pemkot Makassar Netral Jelang Pilwalkot – Pilgub 

IDEAtimes.id, MAKASSAR - Politisi PAN Jabal Nur meminta seluruh ASN Pemerintah Kota Makassar netral jelang Pilwalkot 2024. Pernyataan itu dilontarkan...

Berita Lainnya

spot_img