IDEAtimes.id, MAKASSAR – Anggota DPRD Sulsel, Andre Prasetyo Tanta kembali menyerap aspirasi warga Kelurahan Maccini, Kecamatan Makasaar, Kota Makassar.
Reses atau temu konstituen ini digelar di Hotel Ramayana, Jl. Bawakaraeng, Makassar, Selasa (8/2/2021) sore.
Pada kesempatan ini, salah seorang warga mempersoalkan sekolah tingkat menengah. Ia mengaku pemerintah belum menyediakan SMA Negeri di Kecamatan Makassar.
“Belum ada SMA Negeri di kecamatan Makassar. Kami harap pemerintah bisa lebih memperhatikan,” ucapnya.
Ia pu mempesoalkan program belajar di rumah. Ia menilai, pendidikan secara online tidak efektif, salah satu faktornya kurangnya penyediaan kouta internet kepada siswa.
“Gimana mau bagus belajar online kalau kouta internet saja susah, kasihan anak-anak terganggu belajar, kurang fokus, karena akses jaringan sulit terjangkau,” tuturnya.
Ia juga mengherankan, di tengah Covid-19 pemerintah belum mengizinkan pendidikan offline. “Pendidikan tatap muka tidak boleh, tapi pasar dan mall dibuka,” ucapnya.
Selain itu, warga Kelurahan Maccini lainya pun meminta kepedulian pemerintah terkait penerangan.
“Di Jalan Maccini, itu lorong satu, kurang penerangan. Kami harap pemerintah bisa lebih memperhatikan. Bisa dikasih lampu jalan,” katanya.
Sementara, Muslim menyoroti peningkatan SDM anak sekolah kurang diperhatikan.
“Pemberdayaan dan peningkatan kualitas pendidikan harus diperhatikan, karena tidak ada jaminan bagi mereka yang melanjutkan pendidikan. Kebanyakan pula yang putus sekolah,” ujarnya.
Ia juga menyinggung soal kepedulian terhadap tukang becak dan bentor. Ia menilai, selama ini mereka terbatas ruang kerjanya, sejak ada ojek online.
“Mungkin ada aturan, ada hak terkhusus bagi tenaga tukang ojek dan tukang becak,” tanya dia.
Begitu pun dengan Ketua RT, Erwin meminta untuk disediakan alat penanggulangan kebakaran.
Lain halnya dengan, Nur Alam Jaya, mempertanyakan soal pemberdayaan perempuan produktif.
“Misalnya diberikan ruang atau fasilitas dalam mengelola suatu usaha, karena banyak kaum perempuan kelola UMKM. Apalagi di tengah pandemi Covid-19,” ucapnya.
Menanggapi hal itu, APT berjanji akan mengawal dan memperjungkan segala keluhan dan masukan warga Kelurahan Maccini, Kecamatan Makassar.
“Aspirasi masyarakat ini akan menjadi catatan penting bagi kami sebagai wakil rakyata, kalau soal pendidikan kami akan sampaikan ke anggota dewan lainnya, meski bukan tugas kami di Komisi C,” ujarnya.
Kalau soal pendidikan, lanjut APAT, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah Kota Makassar.
“Kemarin kami sudah kordinasi soal pendidikan sekolah menengah. Karena pandemi Covid-19, makanya anggaran dialihkan. Tapi kami tetap memperhatankan masukan masyarakat,” ucapnya.
Bisa jadi masukan untuk Walikota Makassar, agar setiap lorong ada penerangan utuk masyarakat.
Mengenai bentor dan tukang becak, solusinya dibuatkan peraturan yaitu memberikan batasan kouta kepada tranportasi online. Misalnya Gojek dibatasi koutanya, kemudian tukang bentor ditambah koutanya,” jelasnya.
Sehingga para tukang becak dan bentor meliki ruang kerja yang cukup. Hal itu, kata Andre sebagai upaya mensejahterahkan masyarakat menengah kebawa, terlebih di tengah pandemi Covid-19.
Untuk saat ini, Andre mengaku pihak fokus pada pengaanggaran agenda pelatihan dan training.
“Tahun 2020 kemarin, sudah kami gerakkan 5 gelombang kegiatan pelatihan, dan tahun ini akan ada 11 gelombang,” pungkasnya.
“Untuk bapak-bapak kita buat pelatihan perbengkelan, untuk ibu kita buatkan pelatihan tata rias dan anak muda kita buatkan pelatihan kepemimpinan,” tambahnya.
Untuk UMKM sendiri, lanjut APT, telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda), dan itu bisa diusulkan kepada pemerintah kota agar bisa diberi bantuan. Pemerintah juga telah menerencanakan program intensif untuk UMKM.
(Syukur/Fadil)
