IDEAtimes.id, Makassar;- Koalisi partai politik di Pilkada serentak 2020 kian seru. Bukannya saling mendukung, malah partai saat ini terlihat arogan dengan hasil capaiannya pada pesta demokrasi sebelumnya yakni Pileg 2019.
Itu terlihat jelang Pilkada serentak di Sulsel. Sebut saja Partai NasDem. Partai besutan Surya Paloh yang dikomandoi Rusdi Masse di Sulsel itu mulai menabuh “genderang perang” dengan partai tertua yakni Partai Golkar.
Terbukti dengan sikap Sekretaris NasDem Sulsel Syaharuddin Alrif menolak Andi Zunnun Armin NH, politisi partai Golkar sebagai calon pendamping Danny Pomanto di Pilkada Makassar.
Tidak hanya itu, Syahar panggilan akrabnya secara tegas menyampaikan ke publik jika partainya juga menolak berkoalisi dengan partai yang dipimpin Airlangga Hartarto di seluruh Pilkada di Sulsel.
Menanggapi hal itu, Juru bicara DPD I Partai Golkar Provinsi Sulsel, Muhammad Risman Pasigai menjelaskan secara gamblang jika Partai Golkar sama sekali tidak pernah mengajak Partai NasDem berkoalisi pada Pilkada Serentak 2020, termasuk di Kota Makassar.
Karena itu, kata Risman Partai NasDem tidak punya dasar untuk menolak partai Golkar berduet di Pilkada.
Alasannya, karena partainya tidak pernah membujuk apalagi mengajak partai NasDem untuk berkoalisi. Justru Danny sendiri secara pribadi yang memilih Zunnu menjadi calon pasangannya.
“Kok tiba-tiba ada penolakan. Sementara Golkar tidak pernah menawari atau mengajak partai NasDem berkoalisi,” tegas Risman saat dikonfirmasi, Sabtu, (2/5/2020).
Olehnya, penolakan Syahar terhadap Andi Zunnun Amir NH sebagai calon kuat pendamping DP di Pilkada Makassar, semakin menunjukkan jika Partai NasDem mengalami gagal administrasi dan logika.
“Jika Nasdem Sulsel menolak Danny Pomanto meminang Zunnun, itu bukan urusan Partai Golkar. Seharusnya Partai NasDem berani dan tanpa ragu menolak Danny Pomanto yang meminang Zunnun pada waktu itu saat Golkar deklarasi Pilkada serentak di CCC beberapa waktu lalu,” sindir MRP.
Adapun mengenai penetapan DP sebagai satu-satunya bakal calon walikota Makassar, hal itu lanjut MRP berdasarkan keputusan Partai Golkar.
“Lalu kenapa Partai NasDem yang menolak Partai Golkar! Apa hubungan antara keputusan internal Partai Golkar dan penolakan Partai Nasdem terhadap Partai Golkar?”
“Toh, Danny Pomanto mendaftar di Partai Golkar bukan mewakili atau atas nama Partai NasDem. Partai Golkar juga tidak pernah membebani sumbangan miliaran rupiah kepada DP saat penyelenggaraan Munas di Jakarta Desember 2019, supaya nantinya Danny mendapat rekomendasi pencalonan dari Partai Golkar,” tegas Risman.
Untuk itu, lanjut MRP sebaiknya NasDem mengurusi urusan internal partainya sendiri dari pada mencampuri urusan internal Partai Golkar. (*)