IDEAtimes.id, MAKASSAR – Dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Andri Mamonto akhirnya melapor ke Propam Polda Sulsel, Senin, (12/10/2020).
Andri yang diduga korban penganiayaan oknum kepolisian saat unras Omnibus Law ini didampingi oleh PBHI Sulsel.
Laporan Andri diterima dengan Nomor : LBP/330/X/2020/SPKT POLDA SULSEL tanggal 12 Oktober 2020 terkait dugaan tindak pidana penganiayaan secara bersama-sama sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 170 ayat (1) KUHPidana.
Serta Laporan Polisi Nomor : LP/49-B/X/2020/Subbag Yanduan, tanggal 12 Oktober 2020 tentang laporan terjadinya peristiwa pelanggaran kode etik profesi Polri perihal tindakan penganiayaan.
Ketua PBHI Sulsel, Abdul Aziz Saleh mengatakan, dengan resminya melapor di Propam Polda Sulsel membuktikan keseriusan kita dalam mengawal kasus ini.
“Kita berharap ada keseriusan dari Polda menindaklanjuti dua laporan tersebut.” ungkap Abdul Aziz saat dihubungi, Selasa, (13/10).
“Apalagi kasus ini menjadi perhatian publik secara nasional. Sehingga jika nantinya para pelaku mulai diperiksa dan di proses baik secara Criminal Justice System (CJS) maupun dari sisi etik dan disipilin masyarakat secara luas dapat memonitoringnya sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada korban, keluarga korban dan publik secara luas.” tambahnya.
Sementara itu, Kadiv Advokasi PBHI, Syamsumarlin saat mendampingi korban mengatakan tindakan pemukulan ini tidak bisa dibenarkan.
Sehingga, kata dia, Harus ada atensi dari Kapolda Sulsel agar proses hukum terus berlanjut dan pelaku bisa segera di dapat.
“Tentu Kita mendesak Kapolda Sulsel agar mendorong pelanggaran pidana kasus ini serta pelanggaran etiknya. Hal tersebut untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri.” pungkasnya.
(Albar)
