Sabtu, Mei 18, 2024

Peringatan “No Bra Day”, Ini 5 Faktanya

Terkait
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

IDEAtimes.id, HEALTH – Tiap tahun, peringatan “No Bray Day” atau hari tanpa bra di tanggal 13 oktober selalu diperingati.

Peringatan ini sebagai bentuk kepedulian dan kampanye terhadap bahaya kanker payudara.

Meski demikian, tak sedikit kalangan yang membantah jika kanker payudara tidak ada kaitannya dengan bra.

Namun, bagi para pendukung “No Bra Day” hubungan kanker payudara bisa disamakan dengan ‘Ice Bucket Amytrophic” Lateral Scelersis (ALS).

Berikut 5 fakta “No Bra Day” yang perlu diketahui.

1. Sejarah No Bra Day
Tidak diketahui pasti kapan dan bagaimana tradisi No Bra Day bermula. Namun diyakini, kampanye ini mulai ramai sejak 2011 di Amerika Serikat, dengan muatan pesan untuk melakukan deteksi dini kanker payudara. Kampanye ini meluas ke seluruh dunia lewat media sosial.

2. Tidak ada kaitan bra dengan kanker payudara

Terlepas dari tujuan No Bra Day, ada banyak mitos beredar yang mengaitkan bra dengan kanker payudara. Salah satunya menyebut memakai bra berkawat atau terlalu ketat bisa memicu kanker payudara. Dipastikan mitos-mitos tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan dan tidak perlu dipercaya.

3. Dinilai efektif sebagai kampanye

Meski tidak berhubungan, sebagian kalangan menganggap No Bra Day sah-sah saja dijadikan sebagai kampanye kepedulian terhadap bahaya kanker payudara.

Terlebih, kampanye ini diperingati pada bulan Oktober, yang memang menjadi Bulan Kepedulian Kanker Payudara. Soal ada keterkaitan atau tidak, kurang lebih sama seperti ketika orang memviralkan Ice Bucket Challenge untuk meningkatkan kepedulian tentang Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS).

“Itu adalah sebuah kebebasan berpendapat ya. Dari CISC sendiri sebagai suatu institusi sangat menghargai karena awareness masyarakat tentang kanker payudara jadi semakin bertambah, dengan catatan perayaan ini harus sesuai dengan norma yang ada,” ujar Aryanthi Baramuli Putri, Ketua Umum CISC (Cancer Information & Support Center).

4. Picu kontroversi

Kampanye No Bra Day tidak lepas dari kontroversi. Karena tidak ada kaitan langsung antara lepas beha dengan kanker payudara, banyak yang menganggap kampanye ini menjadikan image kanker payudara menjadi sangat seksual.

Tagar #NoBraDay di media sosial lebih didominasi gambar perempuan bertelanjang dada dibandingkan pesan-pesan untuk melakukan deteksi dini kanker payudara.

5. Sesekali melepas bra tetap ada manfaatnya

Bagaimanapun, sesekali melepas bra akan membuat peredaran darah menjadi lebih lancar dan disarankan untuk tidak memakai bra saat tidur.

Namun yang lebih penting, sempatkan sesekali untuk melepas bra dan melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri), salah satu metode deteksi dini kanker payudara paling praktis tapi sangat efektif.(*)

Terkini

Tidak Dapat Club Licensing, PSM Tetap Bisa Berlaga di Liga 1 – Asean Cup

IDEAtimes.id, MAKASSAR - PSM Makassar dinyatakan tidak memenuhi persyaratan mendapatkan Club Licensing musim 2023/2024. Itu diketahui setelah Komite Lisensi Klub...
Terkait

IDEAtimes.id, HEALTH – Tiap tahun, peringatan “No Bray Day” atau hari tanpa bra di tanggal 13 oktober selalu diperingati.

Peringatan ini sebagai bentuk kepedulian dan kampanye terhadap bahaya kanker payudara.

Meski demikian, tak sedikit kalangan yang membantah jika kanker payudara tidak ada kaitannya dengan bra.

Namun, bagi para pendukung “No Bra Day” hubungan kanker payudara bisa disamakan dengan ‘Ice Bucket Amytrophic” Lateral Scelersis (ALS).

Berikut 5 fakta “No Bra Day” yang perlu diketahui.

1. Sejarah No Bra Day
Tidak diketahui pasti kapan dan bagaimana tradisi No Bra Day bermula. Namun diyakini, kampanye ini mulai ramai sejak 2011 di Amerika Serikat, dengan muatan pesan untuk melakukan deteksi dini kanker payudara. Kampanye ini meluas ke seluruh dunia lewat media sosial.

2. Tidak ada kaitan bra dengan kanker payudara

Terlepas dari tujuan No Bra Day, ada banyak mitos beredar yang mengaitkan bra dengan kanker payudara. Salah satunya menyebut memakai bra berkawat atau terlalu ketat bisa memicu kanker payudara. Dipastikan mitos-mitos tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan dan tidak perlu dipercaya.

3. Dinilai efektif sebagai kampanye

Meski tidak berhubungan, sebagian kalangan menganggap No Bra Day sah-sah saja dijadikan sebagai kampanye kepedulian terhadap bahaya kanker payudara.

Terlebih, kampanye ini diperingati pada bulan Oktober, yang memang menjadi Bulan Kepedulian Kanker Payudara. Soal ada keterkaitan atau tidak, kurang lebih sama seperti ketika orang memviralkan Ice Bucket Challenge untuk meningkatkan kepedulian tentang Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS).

“Itu adalah sebuah kebebasan berpendapat ya. Dari CISC sendiri sebagai suatu institusi sangat menghargai karena awareness masyarakat tentang kanker payudara jadi semakin bertambah, dengan catatan perayaan ini harus sesuai dengan norma yang ada,” ujar Aryanthi Baramuli Putri, Ketua Umum CISC (Cancer Information & Support Center).

4. Picu kontroversi

Kampanye No Bra Day tidak lepas dari kontroversi. Karena tidak ada kaitan langsung antara lepas beha dengan kanker payudara, banyak yang menganggap kampanye ini menjadikan image kanker payudara menjadi sangat seksual.

Tagar #NoBraDay di media sosial lebih didominasi gambar perempuan bertelanjang dada dibandingkan pesan-pesan untuk melakukan deteksi dini kanker payudara.

5. Sesekali melepas bra tetap ada manfaatnya

Bagaimanapun, sesekali melepas bra akan membuat peredaran darah menjadi lebih lancar dan disarankan untuk tidak memakai bra saat tidur.

Namun yang lebih penting, sempatkan sesekali untuk melepas bra dan melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri), salah satu metode deteksi dini kanker payudara paling praktis tapi sangat efektif.(*)

spot_img
Terkini

Tidak Dapat Club Licensing, PSM Tetap Bisa Berlaga di Liga 1 – Asean Cup

IDEAtimes.id, MAKASSAR - PSM Makassar dinyatakan tidak memenuhi persyaratan mendapatkan Club Licensing musim 2023/2024. Itu diketahui setelah Komite Lisensi Klub...

Berita Lainnya

spot_img