IDEAtimes.id, MAKASSAR – Penggerebekan 20 terduga teroris oleh Densus 88 di Makassar, Rabu pagi, (6/1/2020) menjadi kado awal tahun bagi Indonesia.
Dari dua puluh teroris, dua diantaranya ditembak mati dan satu sedang dirawat saat mencoba melawan.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Ahmad mengaku Densus terpaksa menembak terduga lantaran memberi perlawanan.
“Dari penindakan tersebut, Densus 88 menangkap 20 orang teroris, 17 orang diamankan, 1 orang mengalami luka tembak atas nama I (34. Sementara 2 orang meninggal.’ ujar Ramadhan kepada awak media, di Jakarta, Rabu, (6/1).
Ramadhan membeberkan, tersangka melakukan perlawanan menggunakan dengan berbagai jenis senjata tajam dan senapan angin jenis PCP
“Untuk dua tersangka yang meninggal dunia adalah MRS (46/ dan SA (23).” jelasnya.
Mereka yang diringkus, disinyalir tergabung dalam jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan telah dibaiat kepada khilafah atau ISIS pada 2015 silam.
Bahkan, para tersangka juga dianggap terlibat aksi pengeboman sebuah gereja di Jolo, Filipina pada 2019 lalu.
Kelompok tersebut juga dituding menjadi penyokong dana bagi aksi teror itu.
Selain itu, para tersangka juga ikut membantu buronan Andi Baso yang turut mengebom Gereja Oikumene, Samarinda beberapa tahun lalu.
“Mulai bulan Oktober 2020 secara rutin tersangka melakukan latihan menembak dan naik gunung.” terangnya.
20 orang yang telah ditangkap di Makassar kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.
“Jadi saya ulangi ini penangkapan teroris bukan terduga teroris di kota Makassar.” tutupnya.(*)
