IDEAtimes.id, LUWU – Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman berharapa Desa Saluinduk, Luwu, jadi pusat penelitian dan penangkaran benih kakao.
Hal itu disampaikan Tenaga Ahli Tim Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sulsel, Dr. Ir. H. Bachrianto Bachtiar, M.Si, Minggu, (19/2/2023).
Di hadapan petani Desa Saluinduk, Kecamatan Ponrang, beberapa waktu lalu, Andi Sudirman ingin menjadikan desa tersebut sebagai pusat penelitian dan penangkaran bibit unggul kakao.
“Indonesia punya pusat penelitian terbaik Kopi dan Kakao di Jember. Bahkan bibit unggul kakao dari Jember adalah yang terbaik di dunia.” ungkap Bachrianto Bachtiar, Minggu, (19/2).
“Hal ini kemudian menjadikan Jember menjadi daerah tujuan agro wisata. Gubernur Andalan inginkan Desa Saluinduk seperti Jember sebagai pusat penelitian dan penangkaran bibit kakao unggulan.” jelasnya.
Lanjut mantan presidium MW KAHMI Sulsel ini, jika program ini terwujud, maka tidak menutup kemungkinan akan banyak peneliti dan ilmuan yang berkunjung ke Luwu.
“Sangat diyakini akan banyak peneliti, ilmuan dan wisatawan berkunjung ke Luwu jika hal ini dapat terwujud. Program ini juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi msyarakat Luwu,” tandasnya.
Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman (Andalan) didampingi Bupati Luwu Dr H Basmin Mattayang, M.Pd menyempatkan melakukan kunjungan ke Desa Saluinduk, Kecamatan Ponrang.
Dihadapan penyuluh pertanian dan masyarakat Desa Saluunduk, Gubernur Andalan mengutarakan niatnya menjadikan Desa Saluinduk sebagai pusat penelitian dan penangkaran bibit unggul kakao di Indonesia selain yang ada di Kabupaten Jember Jawa Timur.
“Sulawesi Selatan termasuk penghasil kakao. Tetapi bibit unggul kakao selalu didatangkan dari Jember. Padahal kita sangat bisa menghasilkan benih unggul kakao. Olehnya itu kehadiran kami di Desa Saluinduk ini ingin menjadikan desa ini Pusat penelitian dan Pengembangan bibit unggul kakao. Kebetulan juga di Saluinduk ini Pemprov Sulsel memiliki lahan 37 hektare, ” Ungkap Andi Sudirman.
Terkait upaya tersebut, Pemrov Sulsel mengharapkan kerjasama Pemkab Luwu dan Pemerintah Desa Saluinduk untuk mewujudkan Desa Saluinduk menjadi tempat pusat penelitian dan pengangkaran bibit kakao
“Lahan yang dibutuhkan sebanyak 40 hektar untuk membuat Pusat penelitian dan pembibitan kakao. Kita sudah punya 37 hektar dan tinggal 3 hektar.” bebernya.
“Kalau rencana ini terwujud insha Allah agrowisata bisa terwujud dan Luwu menjadi daerah tempat penelitian hadirnya bibit unggul kakao dan sekaligus penyuplai bibit kakao selain Kabupaten Jember” kata Andi Sudirman. (*)