IDEAtimes.id, MAKASSAR – CEO Konsultan Politik PT Duta Politika Indonesia (DPI) Dedi Alamsyah Mannoroi menilai wacana kotak kosong di Pilgub Sulsel 2024 sebagai preseden buruk bagi demokrasi Indonesia.
Untuk itu Dedi menilai, tokoh dan politisi di Sulawesi Selatan masih memiliki peluang mengambil andil menyelamatkan demokrasi di Pilkada Sulsel.
“Fenomena Kotak Kosong (Pilgub Sulsel) akan menjadi preseden buruk demokrasi di Sulsel. Dan intinya perilaku itu adalah demokrasi tidak beretika,” ujar Dedi Alamsyah kepada wartawan, Senin (22/7).
Dia menilai tokoh politik dan Parpol parlemen pemilik kursi di DPRD Sulsel memiliki andil menyehatkan demokrasi di Sulsel.
Bahkan Dedi berpandangan jika Kotak Kosong terjadi pihaknya meminta masyarakat memilih Kotak Kosong di kertas suara nanti.
“Jika memang Pilgub (Sulsel) mengarah ke sana (kotak kosong), Parpol, tokoh Danny Pomanto, Ilham Arief Sirajuddin dan Andi Iwan Aras memiliki andil selamatkan demokrasi di Sulsel,” tuturnya.
Wacana Kotak Kosong santer dikabarkan jelang Pilkada di Sulsel 27 November 2024 mendatang.
Saat ini, bakal calon Gubernur Sulsel yang digadang-gadang maju yakni, Andi Iwan Aras (AIA), Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Walkot Makassar dua periode Danny Pomanto, petahana Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. (*)