IDEAtimes.id, MAKASSAR – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serentak di Sulawesi Selatan (Sulsel) masih menyisahkan waktu dua minggu lagi.
Peran para calon kepala daerah dalam mengampanyekan program keunggulan sangat penting guna menggaet para pemilih.
Salah satu isu sentral yang dianggap perlu dalam mensosialisasikan kepada masyarakat perihal isu gender dan kelompok rentan.
Direktur Lembaga Kerja Penelitian Publik. (LKPP) Sulsel, Andi Sri Wulandani menekankan pentingnya para calon kepala daerah khususnya kaum perempuan yang ikut andil dalam berpolitik untuk tidak hanya sekadar memenuhi kuota.
Akan tetapi kata Wulan, kandidat harus memiliki komitmen nyata untuk mengawal isu-isu penting seperti disabilitas, perlindungan anak, lansia, serta kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan perkawinan anak.
“Isu-isu tersebut masih minim dibahas dalam arena politik, kita berharap calon kepala daerah perempuan dapat menjadi agen perubahan yang membawa suara kelompok rentan ke dalam agenda mereka,” ujarnya, saat menghadiri diskusi dialog di Warkop Abangda, Jl. Hertasning Makassar, Selasa 15 Oktober 2024.
Ia menjelaskan bahwa penting bagi calon pemimpin untuk memahami bahwa isu gender tidak hanya berkaitan dengan laki-laki dan perempuan, tetapi juga saling berhubungan dengan isu-isu sosial lainnya yang lebih luas.
“Sering kali dianggap tidak relevan dalam diskusi politik, padahal mereka sangat penting dan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat,” tambahnya.
Dengan tingginya angka perkawinan anak dan kekerasan dalam rumah tangga, ia berharap calon kepala daerah dapat mengintegrasikan solusi untuk isu-isu tersebut dalam program kampanye mereka.
“Kita ingin menitipkan pesan bahwa calon kepala daerah perempuan harus aktif mengampanyekan isu-isu ini dan tidak hanya fokus pada agenda yang lebih umum,” tegasnya.
Sementara CEO PT Duta Politika Indonesia (DPI) Dedi Alamsyah mengungkapkan, beberapa daerah di Sulawesi Selatan memasuki Zona Merah.
Zona merah yang ia maksud ialah adanya potensi atau kerawanan terjadi keributan sesama pendukung pasangan calon.
“Yang harus diwaspadai adalah beberapa daerah rawan terjadi gesekan antar pendukung. Bahkan karena tingginya pragmatisme di masyarakat bisa jadi penyebabnya.” jelasnya. (*)