IDEAtimes.id, MAKASSAR –Pemungutan Suara Ulang (PSU) untuk Pilkada kota Palopo akan digelar pasca putusan Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi pemenang Pilwalkot Trisal Tahir.
Putusan MK tersebut kemudian merekomendasikan kepada partai pengusung yakni Gerindra dan Demokrat untuk mengusung Calon Wali Kota Baru.
Gerindra dan Demokrat kemudian bersepakat mengusung pasangan Naili – Akhmad Syarifuddin Daud. Naili merupakan istri Cawalkot diskualifikasi Trisal Tahir.
Masuknya Naili menambah daftar perempuan dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024 khususnya Kota Palopo.
Ada empat perempuan yang akan ikut PSU Pilkada Palopo yaitu Andi Tenri Karta (Calon Wakil Wali Kota), Putri Dakka (Calon Wali Kota), Nurhaeni (Calon Wakil Wali Kota) dan Naili Trisal (Calon Wali Kota).
Menanggapi itu, Direktur Lembaga Kerja Penelitian Publik Andi Sri Wulandani mengungkapkan, partisipasi perempuan sebagai calon kepala daerah baik 01 atau 02 di pilkada serentak 2024 meningkat.
“Data kita mencatatkan partisipasi perempuan di Pilkada Serentak khusus Sulawesi Selatan meningkat.” ungkap Andi Sri Wulandani, Rabu, (19/3).
“Ada 20 cakada perempuan kemarin bertarung dan yang terbanyak di Kota Makassar, kemudian Sinjai dan terakhir Palopo. Ini waktu Pilkada 2024 November.” tambahnya.
Setelah adanya PSU lanjut Wulan sapaannya dan kembali menambah calon perempuan, membuat Kota Palopo peringkat pertama 100 persen partisipasi perempuan.
“Masuknya Naili membuat kota Palopo dengan tingkat partisipasi perempuan tertinggi di Sulsel yang mencapai 100 persen.” jelasnya.
Wulan menuturkan, dengan persentase ini, ruang bagi perempuan di politik sudah terbuka lebar.
Akan tetapi kata dia, yang paling penting dari segalanya adalah gagasan dan kapasitas dari calon perempuan yang ikut berkontestasi.
Sebab ia menilai, sekali pun berhasil terpilih namun tidak memiliki gagasan atau kapasitas maka tidak ada gunanya.
“Sebagai pemerhati perempuan kita bangga ruang politik bagi kaum perempuan sudah besar tapi harus diingat bahwa gagasan dan kapasitas menjadi landasan utama kita.” tegasnya.
“Kita harus menguatkan itu supaya dilihat lebih luas oleh masyarakat bahwa perempuan juga bisa memimpin. Kan sudah banyak bukti perempuan bisa jabat kepala daerah tapi dengan isi kepala yang betul-betul mumpuni.” tandasnya. (*)
