IDEAtimes.id, MAKASSAR – Ratusan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat BTP menggelar aksi unjuk rasa di depan SMAN 21 Makassar.
Para massa mengepung SMAN 21 Makassar sekaitan dengan Penerimaan Murid Baru (SPMB) di sekolah tersebut.
Unjuk rasa yang berlangsung Senin, (14/7) itu digelar tepat di hari pertama tahun ajaran baru 2025/2026.
Aliansi ini mendesak SMAN 21 Makassar agar bertanggungjawab terhadap adanya perubahan penerimaan siswa yang semula 40 menjadi 36 siswa.
“Ini menjadi pertanyaan besar bagi kami bahwa kenapa ada perubahan di mana seharusnya menerima 40 siswa tiba-tiba berubah jadi 36.” ungkap Rafii, salah satu orator dalam Aliansi.
“Pihak sekolah harus bertanggungjawab, anda mau kemanakan mereka yang tidak lolos. Mau biarkan menganggur.” tegasnya.
Lebih jauh, pria yang akrab disapa Anak Bangsa itu juga mendesak pihak SMAN 21 agar transparansi terkait data penerimaaan siswa baru.
Kata Rafi, negara dalam hal ini pemerintah tidak boleh membuat perbedaan bagi di masyarakat terutama anak-anak yang ingin bersekolah.
“Kalau hal ini kami biarkan maka sama saja kami membiarkan adanya diskriminasi di dunia pendidikan sedangkan pendidikan ialah hak bagi semua anak di Indonesia.” tuturnya.
Bahkan, pihaknya menduga SMAN 21 lebih banyak menerima siswa titipan dari oknum pejabat ketimbang masyarakat sekitar.
“Yang harus sekolah di SMAN 21 dan yang lain adalah anak yang berada diwilayah itu sesuai regulasi yaitu sistem Zonasi tapi kenapa justru kami dapat info bahwa diduga banyak titipan oknum pejabat atau anaknya.” tegasnya lagi.
Aliansi juga meminta agar kepala dinas pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan bertanggungjawab atas kelalaian ini.
“Kalau Kadisdik Sulsel tidak bisa bekerja secara baik, kami sarankan dicopot saja karena kami menduga sosialisasi ynag dilakukan hanya kamuflase saja padahal menyesatkan.” tutup dia.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 21 Makassar yang dihubungi belum memberi keterangan resmi. (*)
