IDEAtimes.id, JAKARTA – Perhelatan perebutan kursi menjadi nomor satu di Golkar Makassar kian dekat. Pelaksanaannya rencana digelar akhir Februari bulan ini.
Beberapa figur yang disebut-sebut kuat menakhodai partai berlambang pohon rindang di Kota Daeng mulai bermunculan.
Pelaksanaam Musda Golkar Makassar kali ini bahkan dicitrakan sebagai ajang pertarungan Nurdin Halid dan Taufan Pawe.
Apalagi setelah faktor nama-nama figur atau calon kandidat seperti Wakil Ketua DPRD Kota Makassar, Andi Nurhaldin dan sang mantan Dirut PD Parkir Kota Makassar, Irianto Ahmad.
Menanggapi hal itu, Juru bicara Nurdin Halid, Muhammad Risman Pasigai, bahwa pelaksanaan Musda Golkar Makassar sama sekali tidak ada terapi dengan Nurdin Halid yang kini digunakan sebagai Wakil Ketua Umum di DPP.
Apalagi sampai mengait-ngaitkan jika perebutan pucuk pimpinan Golkar Makassar menjadi panggung pertarungan kubu NH dan TP.
Meski keberadaan Andi Nurhaldin, kata MRP ada yang menyebut akan maju. “Secara tegas kami sampaikan bahwa semua tidak ada yang sesuai dengan rencana pelaksanaan musda baik NH. Baik rencana pelaksanaan musda hingga nama Andi Nurhaldin,” tegas Risman yang bertindak sebagai jubir NH, Kamis, (18/2/2021).
Menurutnya, Nurhaldin yang juga putra NH saat ini lebih fokus dengan tugasnya menjadi legislator apalagi posisinya sebagai Wakil Ketua DPRD Makassar tentu sangat banyak pekerjaan yang harus diwajibkan.
Olehnya, pihak-pihak yang selalu mengait-ngaitkan Musda Golkar Makassar dengan NH untuk berhenti mulai dari sekarang.
Apalagi sampai mempersamakan tingkat Ketua Umum PSSI itu dengan TP pada bahkan pemilihan Ketua Golkar Makassar.
“Terlalu jauh untuk setarakan Pak NH dan TP dalam urusan Musda kabupaten atau khususnya Kota Makassar. Cukuplah musda Golkar Sulsel di Jakarta dulu menjadi catatan politik hitam bagi kader se Sulsel,” bebernya.
Mengingat, lanjut MRP, saat Musda Sulsel di Jakarta, berdasarkan prinsip dan konstitusi pada saat itu, TP tidak memenuhi syarat yang akhirnya di gugurkan oleh SC melalui Forum Musda.
Tetapi karena bantuan Pak NH yang berkomunikasi dengan bapak Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto dan pemilik suara serta para calon lain agar TP di sepakati sebagai ketua Golkar sulsel.
Maka semua ikut karena atas arahan pak NH waktu itu meskipun benar-benar menolak suara saat itu. Jadi sudahlah jangan main-main lagi.
“Intinya, tidak ada satupun pemilik suara yang menginginkan TP menjadi Ketua Golkar Sulsel kecuali dirinya sendiri,” beber MRP.
Namun pasca terpilih sebagai Ketua Golkar Sulsel, apa yang menjadi janji dan komitmen TP terhadap NH maupun pemilik suara lainnya, semua diingkari.
Apalagi TP pada saat itu membuat pernyataan tertulis sebagai bentuk komitmen kepada Pak NH dan pemilik suara yang dibuat dan ditandatangani sendiri dan diserahkan sendiri kepada Pak NH di kediamannya di Jakarta saat itu.
Namun, MRP yang juga mantan Ketua Panitia Musda Golkar Sulsel membeberkan jika tak satupun komitmen tersebut di penuhi dan dipatuhi oleh pak TP.
Sehingga hal itu disebut semacam tipu-tipu politik yang diperagakan oleh Pak TP saat itu demi dukungan dari pak NH.
“Jadi, berhentilah selalu menyepadangkan antara TP dan Pak NH. Apalagi mengikut-ikutkan NH dalam pelaksanaan se Sulsel, terkhusus Musda Golkar Makassar,” menjadi panggung pertarungan kubu TP dengan NH, “tegas mantan Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi Golkar Sulsel. (* )