IDEAtimes.id, LUWU TIMUR – Perusahaan tambang PT Citra Lampia Mandiri (CLM) Luwu Timur menjadi bahan pembicaraan masyarakat Sulawesi-Selatan khususnya Luwu Timur.
Pasalnya, PT CLM dianggap telah mencemari air sungai Malili yang membuatnya menjadi keruh.
Berbagai pihak pun menyoroti aktivitas Perusahaan itu karena dianggap merusak lingkungan.
Bahkan tak sedikit yang meminta PT CLM agar menghentikan operasinya dan menutup tambang salah satunya rekomendasi DPRD Luwu Timur.
Menanggapi isu penutupan, DPD KSPSI Sulsel, salah satu organisasi serikat pekerja mengatakan baiknya ditempuh jalur pembuktian apa benar penyebab utama keruhnya sungai adalah perusahaan tersebut.
Kata Basri Abbas selaku ketua KSPSI, bila langsung ditutup, maka akan berdampak dengan pekerha yang ada di perusahaan tersebut.
“Ada berapa banyak masyarakat yang akan kehilangan mata pencaharian dan dampak terberat pada sektor ketenagakerjaan pengangguran akan semakin bertambah.” ucap Basri Abbas saat dihubungi via WhattsApp, Kamis, (02/12).
Olehnya itu, kata Basri, perlu adanya hasil pemeriksaan yang benar-benar valid sesuai dengan prosedur hukum dan hasilnya dapat dibuktikan secara hukum.
“Ini guna memberikam kepastian hukum pada investor untuk berinvestask di tana Luwu.” tegasnya.
“Karena dengan tumbuhnya investasi di tana Luwu akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Luwu karena nantinya akan melakukan penyerapan tenaga kerja dan mengurangi pengangguran di tana Luwu serta Sulsel.” tuturnya.
Sehingga, sambung dia, KPSI merekomendasikan agar PT CLM tetap beroperasi agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja akibat dari rekomendasi DPRD Luwu Timur.
“Karena jika rekomendasi DPRD Luwu Timur di jalankan maka akan berakibat pemutusan hubungan bagi masyarakat Luwu Timur itu sendiri.” imbuhnya.
“Kita dukung DPRD mencari solusi penyelesaian terkait lingkungan namun tetap memperhatikan bahwa banyak masyarakat yang berpotensi kehilangan pekerjaan jika perusahaan itu ditutup.” tandasnya.(*)
