IDEAtimes.id, MAKASSAR – Salah seorang guru UPT SMP Negeri 1 Masamba, Luwu Utara kecewa dengan perusahaan asuransasi BRI Life cabang Luwu Utara.
Pasalnya, guru yang bernama Midi Patana (53) ini mengaku telah ikut berinvestasi di program Dana Investasi Sejahtera (DAVESTERA) BRI Life selama 5 tahun dengan bayaran Rp 500 ribu per bulannya.
Melalui anaknya, Midi mengaku merasa kecewa dan menduga telah ditipu karena dana investasi yang ia terima selama 5 tahun hanya Rp 21. 402.860 juta, berbeda dengan perjanjian awal yaitu Rp 33 Juta.
Anak korban, Try Gunawan mengatakan, selama ikut BRI Life, gaji ibunya tersebut terpotong secara otomatis sebanyak Rp 500 ribu.
“Ibu saya ikut investasi di BRI Life, gajinya langsung dipotong setiap bulan sebanyak Rp. 500 ribu selama lima tahun dan bulan ini sudah terakhir.” ungkap Try menceritakan kasus yang dialami orang tuanya tersebut, Selasa, (14/12).
“Nah di tabel yang dibawa pegawainya disebutkan kalau selama lima tahun tidak terjadi apa-apa, dana investasi itu kembali sekitar Rp 33 juta lebih sesuai yang ada di tabel.” tambah dia.
Tapi, dikatakan Try, dana yang masuk atau diterima setelah berakhir hanya sekitar Rp 21 juta saja.
“Persoalannya bukan cuma Ibuku yang begini, ada beberapa orang.” kata dia.
“Saya juga sudah telpon kepala cabangnya tapi dia cuma bilang ada oknum yang mainkan tabelnya.” terangnya.
Sehingga, ia mempertanyakan pegawai yang sebelumnya membawa tabel tersebut kepada Ibunya.
“Tapi kan yang bawa tabel itu ada logo BRI Lifenya, jadi kalau bukan pegawainya terus siapa ?.” ucap dia.
“Harusnya ini menjadi tanggungjawab perusahaan, masa mengatakan oknum, bagaimana kalau banyak ternyata yang menjadi korban mengatasnamakan BRI Life.” tandasnya.
Sementara itu Kepala Cabang BRI Life Luwu Utara Rian Hidayat saat dihubungi mengatakan jika kejadian tersebut adalah ilegal tools.
“Soal kejadian itu, ilegal tools, kejadian lima tahun lalu yang bawa tabel (pegawainya) .” ungkapnya via Telpon, Selasa, (14/12).
“Saya sendiri baru satu tahun di sini (Luwu Utara) tapi permasalahan ini kita sudah sampaikan ke pusat.” tambah dia. (*)