IDEAtimes.id, MAKASSAR – Mahasiswa di Sulawesi Selatan khususnya kota Makassar diminta agar tidak berfokus pada konflik.
Pasalnya, saat ini masyarakat Sulawesi Selatan khususnya di Kota Makassar harus membeli harga beras yang sangat mahal.
Saat ini, harga beras di pasar-pasar tradisional di kota Makassar mengalami kenaikan yang signifikan.
Di mana per liter yang biasanya Rp11-12 ribu untuk beras biasa kini menembus angka Rp13 Ribu.
Sementara untuk kategori premium perliternya sudah mencapai angka Rp14-15 ribu perliter.
Atas kondisi ini, mahasiswa yang sedang berkonflik disarankan untuk membantu masyarakat menyuarakan aspirasi akibat kenaikan harga bahan pokok tersebut.
“Dari pada kalian konflik, berkelahi tidak ada hasil yang ada cuma luka baiknya kawal itu harga beras, masyarakat butuh kalian.” ungkap CEO PT DPI, Dedi Alamsyah, Jumat, (25/7).
“Kalian selama ini demo, terus sekarang disaat masyarakat butuh kalian malahan mau berkelahi, aneh juga yah.” bebernya.
Lebih jauh, dia berharap agar konflik antar mahasiswa ini segera meredah agar situasi kembali kondusif.
Harusnya mahasiswa kata Dedi, lebih pekah dengan kondisi saat ini di tengah situasi pemerintahan yang sedang efisiensi dan masyarakat kesulitan ekonomi.
“Sudahi ini, biarkan kepolisian yang urus, ayo kawal harga kebutuhan pokok masyarakat, kalian makan apa ? Beraskan, kalau naik harganya, maka makanan yang kalian beli akan naik juga.” tegasnya.
“Jangan persolan sosial media kalian bawa ke dunia nyata, masa ia kalian makin mundur di tengah perkembangan teknologi.” bebernya.
Dedi melanjutkan, saat Pilwalkot 2024, ia juga melakukan survei terkait tiga masalah utama yaitu kebutuhan hidup, lapangan pekerjaan dan kriminalitas.
“Diurutan pertama kebutuhan pokok, kemudian lapangan kerja dan ketiga kriminalitas. Ini semua yang menjadi problem dan dialami masyarakat. Lantas kalian mahasiswa masih seperti orang primitif mau berkelahi. Ayolah bantu masyarakat.” tutupnya. (*)
