IDEAtimes.id, MAKASSAR – Penimbunan BBM subsidi jenis solar di kota Makassar, Sulawesi Selatan diduga makin marak.
Diduga kuat, tempat penampungan BBM Subsidi jenis solar yang ditampung oleh salah satu perusahaan yaitu PT RAE.
Lembaga Study Hukum dan Advokasi Rakyat (LASKAR) melalui Koordinator Bidang Sumber Daya Mineral dan Energi, Alfurqan menuturkan bahwa berdasarkan data yang mereka himpun dari berbagai sumber, penampungan raksasa di bagian Makassar ini diduga kuat dimiliki oleh jaringan PT. RAE.
“Berdasarkan data yang kami dapatkan, bahwa diduga kuat penampungan BBM bersubsidi ini di miliki oleh pihak PT RAE yang beroperasi di wilayah Makassar,” kata Furqan, Minggu, (24/8).
Ia menjelaskan bahwa penampungan raksasa BBM bersubsidi (Solar) ini di dapatkan dari berbagai SPBU di wilayah Sulsel serta memiliki jaringan yang teroganisir.
“Kita duga jaringan ini adalah jaringan mafia BBM bersubsidi yang terorganisir dan melibatkan berbagai pihak, sehingga begitu leluasa menjalankan bisnis gelap tersebut,” Ungkapnya
Menurutnya, BBM bersubsidi yang ditampung ini akan di jual kembali ke para pelaku industri dengan harga yang lebih mahal sehingga menguntungkan dipihak para pelaku dan tentunya merugikan bagi masyarakat luas
“BBM subsidi ini peruntukannya untuk masyarakat, tapi mereka menampung dan menjualnya kembali ke pihak perusahaan industri yang tidak taat aturan, ini mesti di usut tuntas sampai ke akar-akarnya,” Urainya
Ia pun bersama tim LASKAR pekan depan akan memasukkan laporan resmi ke Polda Sulsel untuk mengusut jaringan tersebut
“Sesuai dengan pernyataan bapak Kapolda Sulsel beberapa waktu lalu untuk menindak tegas para pelaku mafia BBM yang diperoleh secara ilegal, maka kita akan lakukan laporan resmi ke Polda Sulsel sebagai bagian penting untuk mengusut jaringan ini,” katanya
“Kita akan berkolaborasi untuk mengusut jaringan ini, mulai dari pihak PT RAE dan para SPBU nakal serta para pihak terkait yang terlibat dalam jaringan ini,” tegasnya.
Hingga berita ini terbit, redaksi masih mencoba menghubungi PT RAE namun belum ada respons. (*)
