IDEAtimes.id, Makassar;- Kabar mengejutkan datang dari kediaman pribadi Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah yang terletak di Perdos Unhas, Tamalanrea, Kota Makassar.
Bagaimana tidak, usai menggelar acara buka puasa Jumat, 22 Mei 2020 lalu, salah satu tamunya diduga terpapar virus corona (Covid-19).
Tamu tersebut yang berinisial SG itu mengaku dirinya sebelum merasakan gejalah covid-19, ia menghadiri buka puasa bersama dengan Gubernur Sulsel dikediaman pribadinya.
“Hari ini, hasil swab saya dinyatakan positif setelah menjalani perawan isolasi di RS Sayang Rakyat Makassar.”Kata SG melalui pesan singkat Whatt’sApp, Selasa, 2/6/2020.
Di luar dugaan, kata dia, selama ini dirinya sudah jarang ke Makassar karena hanya bekerja Work From Home (WFH) baik kuliah kampus maupun koordinasi teman-teman di Graha Pena.
“Tapi, pada Jumat — dua hari jelang lebaran Idulfitri, saya menerima chat dr rekan bos yang saya tidak perlu sebut namanya untuk buka puasa di kawasan perumdos Tamalanrea. Saya bertemu rekan-rekan pimpinan media di sana. Meja hanya terbatas, 2 ditempati 4 orang setiap meja. Saya banyak diskusi dan akhirnya pamit kembali ke rumah masing-masing.” Tambahnya.
SG menjelaskan, usai acara, dirinya langsung menancap mobil menuju rumahnya di Kabupaten Pangkep dan setiba dirumah langsung mengganti pakaian.
“Saya tancap gas segera menuju Pangkep. Sesampai di rumah sekitar pukul 22.00, saya cuma ganti pakaian dan membersihkan diri, tetapi kepala saya mulai sakit. Saya tanya istri saya “sakit kepalaku”.” Jelasnya.
“Keesokan harinya, saya langsung mandi. Usai mandi, badan saya mulai panas. Saya pikir, ini demam biasa karena dua pekan saya begadang mengisi d4 dan d5 deskripsi diri utk serdos saya. Saya menyopiri istri saya membawa sembako ke keluarga dan kerabat. Tapi, saya pulang cepat krn badan saya makin panas.” Terangnya.
Namun, karena kondisinya tidak berubah, SG pun mengambil langkah dengan membawa dirinya ke dokter untuk mengecek kondisinya saat itu.
“Hari Selasa, saya ke dokter praktik karena baru buka pasca lebaran. Saya cek darah dinyatakan kecapean. Saya pikir ini gejala tyfus. Malam terus saya lalui dan minum obat penurun panas, tapi tdk ada kemajuan.” Imbuhnya.
“Jumat lalu saya berinisiatif ke rumah sakit untuk rapid test, hasilnya negatif. Karena demam saya tidak menurun, saya langsung ke UGD RS Pangkep pada Minggu. Saya ambil darah kembali dan hasil rapid dinyatakan reaktif. Hasil foto torax juga ada kesan pneumenia.” Tandasnya.
Belum ada kepastian, ia pun menghubungi Direktur RSUD Pangkep guna melakukan konsultasi soal kesehatannya.
“Saya ditelpon Direktur Rumah Sakit diskusi dan menyarankan saya isolasi perawatan. Dirujukalah saya ke RS Sayang Rakyat.” Tambahnya lagi.
“Kini saya sudah lima hari berjuang melawan virus ini. Sekalian saya ingin sampaikan kepada keluarga dan rekan sejawat saya yang pernah kontak pada Jumat dan Sabtu itu, sebisa mungkin pergi cek darah ke rumah sakot terdekat, karena hal seperti bisa saja menyerang siapa pun.” Imbuhnya.
Sejak dua hari lalu, SG mengatakan banyak teman- teman dan kerabat mengontek saya dan memberi support. Bahwa insya Allah dirinya akan mampu melewati semua ini dengan semangat dan tentunya perbanyak makanan begizi agar imun saya tdk drop.
“Ya juga saya tak henti-hentinya untuk berdoa kepada Allah, karena semua ini terjadi atas kehendakNya. saya berharap doa dan rekan2 saya untuk membantu doa agar bisa kembali dengan selamat.” Tutupnya.(*)