IDEAtimes.id, PALOPO – Roadshow hari ke-2 Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Sulawesi Selatan berlangsung di kota Palopo.
Masih dengan tema yang sama “Prospek Wija To Luwu dalam Kancah Politik Nasional”, roadshow yang dilaksanakan melalui diskusi ini diadakan di Warkop Kampis, Kamis, (3/8).
Caleg DPR RI Andi Mudzakkar, Abdul Thalib Mustafa, politisi Golkar, Akademisi, masyarakat hingga pemuda turut hadir dalam diskusi ini.
Selain itu, dalam diskusi tersebut menghadirkan dua pemantik yaitu Dr. Haedar Djidar dan Ir. Bachrianto Bahtiar selaku akademisi Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo.
Dr. Haedar Djidar dalam materinya menyampaikan, Luwu Raya ini lebih luas dari Sulawesi Barat sehingga kekuatan secara politik bisa lebih besar.
Namun menurutnya, selama ini suara-suara yang ada di Luwu Raya disaat Pileg sangat muda direbut oleh orang lain di luar Wija To Luwu.
“Kenapa suara di Luwu Raya gampang sekali direbut caleg di luar WTL, ini kan yang jadi pertanyaan kita bersama artinya ada kekurangan dalam diri kita sebagai warga Luwu.” ungkap mantan Ketua KPU kota Palopo ini.
“Nah sekarang saya cuma mau bilang kepada kita semua, kenapa kita mau pilih caleg yang lain sedangkan ada dari WTL. Dari 7 kursi di Dapil 3 kemudian di provinsi 11 kursi harusnya kita semua yang ambil, masa orang lain dengan melihat jumlah DPT yang mencapi 800 ribu.” terangnya.
Untuk menyatukan itu, lanjut Dekan Fakultas Hukum Unanda ini, masyarakat harus kembali ke nilai-nilai luhur karena hal tersebut dianggap mampu mempersatukan masyarakat luas.
“Nah sekarang bagaimana kita menyatukan masyarakat, tentu kembali ke nilai-nilai luhur kita, kita ini kan bukan suku tapi bangsa, sehingga ketika kita kembali ke nilai-nilai luhur kita maka kita punya kekuatan besar.” tandas dia.
Sementara itu, Akademisi Ir. Bachrianto Bahtiar menyampaikan jika perlu adanya ramuan khusus agar tujuh kursi di Dapil 3 Sulawesi Selatan bisa mayoritas WTL.
“Jadi memang perlu ada gerakan-gerakan seperti ini supaya para WTL yang bertarung itu bisa lebih semangat, massif lagi dan masyarakat bisa kenal.” ujarnya.
Senada itu, Ketua KKLR Sulawesi Selatan Ir. Hasbi Syamsu Ali menegaskan, perjuangan Wija To Luwu akan semakin panjang jika dalam kontestasi pileg 2024 nanti mengalami kekalahan.
“Kekalahan yang kita maksud adalah para caleg WTL yang menuji senayan kalah dan jangan sampai tidak ada orang kita (WTL) tidak ada duduk.” ujarnya.
“Sehingga kalau itu terjadi maka kita di Luwu Raya akan tertinggal lagi dalam segi pembangunan. Itu yang kita hindari.” bebernya.
Dengan harapan itu, Hasbi beraharap ke depan masyarakat Luwu Raya bisa lebih peduli lagi dengan caleg Wija To Luwu yang maju DPR RI.
“Saya hanya ingin menegaskan bahwa siapa yang akan peduli jika bukan sesama kita, tidak mungkin orang Sidrap misalnya mau pilih kita, karena mereka juga punya calon.” tegasnya
“Lihat saja tujuh DPR RI, kita cuma punya berapa, sehingga saya berharap kita semua menyadari itu. Untuk kepentingan daerah dan masyarakat.” tutupnya. (**)